Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

BPOM Tutup Tujuh Apotik Rakyat di Pasar Pramuka

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menutup tujuh apotek rakyat di Pasar Pramuka, Jakarta Pusat, yang diduga menjual obat ilegal.

13 September 2016 | 20.48 WIB

BPOM Jakarta dan Ditkrimsus Polda Metro Jaya menggelar razia obat di Pasar Pramuka, Jakarta, 7 September 2016. Tempo/Avit
Perbesar
BPOM Jakarta dan Ditkrimsus Polda Metro Jaya menggelar razia obat di Pasar Pramuka, Jakarta, 7 September 2016. Tempo/Avit

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan pihaknya menutup tujuh apotek rakyat yang diduga menjual obat ilegal. Hal ini melanjuti razia BPOM di Pasar Pramuka, Rabu pekan lalu.

"Sudah kami tutup sejak tanggal 7 September," kata Penny saat rapat dengan Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 13 September 2016. Apotek rakyat adalah toko penjual obat yang tak boleh meracik obat.

Penny berujar pasca penggeledahan di Pasar Pramuka, lembaganya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk menghentikan sementara perizinan pendirian apotek rakyat. "Hingga pencabutan izin apotek yang pro justicia," tuturnya.

Selain itu, ia mengusulkan untuk mencabut Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/Menkes/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat. Sebab, menurut dia, banyak apotek rakyat yang tidak lengkap dokumen pengadaan dan penyaluran obatnya. Selain itu, banyak pula ditemukan obat ilegal maupun obat palsu.

Kasus ini bermula setelah BPOM dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menggeledah lima gudang yang memuat 42 juta butir obat ilegal dan obat palsu di Balaraja, Tangerang, pada Selasa pekan lalu. Sehari kemudian, baru lah BPOM merazia apotek rakyat di Pasar Pramuka.

Sementara itu, Kepala Bareskrim Mabes Polri Komisaris Jenderal Ari Dono mengatakan bila pihaknya sedang rajin merazia, semua peredaran obat palsu atau ilegal seperti hilang. "Semuanya tiarap, lalu tertib, habis itu ada lagi," katanya.

Anggota Komisi Kesehatan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Okky Asokawati menilai, kinerja pemerintah soal pengawasan obat seperti pemadam kebakaran. "Baru bergerak begitu ada informasi dari media," ujarnya.

AHMAD FAIZ

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mustafa Silalahi

Mustafa Silalahi

Alumni Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ini bergabung dengan Tempo sejak akhir 2005. Banyak menulis isu kriminal dan hukum, serta terlibat dalam sejumlah proyek investigasi. Meraih penghargaan Liputan Investigasi Adiwarta 2012, Adinegoro 2013, serta Liputan Investigasi Anti-Korupsi Jurnalistik Award 2016 dan 2017.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus