Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Dai Dilaporkan Menghina Jokowi Pernah Ditolak di Tanah Kelahiran

Penghinaan terhadap Jokowi bukan kontroversi pertama yang pernah dibikin pria yang menyebut dirinya Habib Bahar. Simak catatan Tempo berikut ini.

30 November 2018 | 09.24 WIB

Bahar bin Smith. foto/instagram
Perbesar
Bahar bin Smith. foto/instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penceramah atau dai Muhammad Bahar bin Smith belakangan menuai kontroversi lewat ceramah yang ia sampaikan dalam peringatan Maulid Nabi di Darussalam Satu, Batuceper, Tangerang, pada 17 November 2018 lalu. Ceramah tersebut terekam dalam sebuah video berdurasi 60 detik menjadi viral di media sosial karena isinya menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari ceramahnya itu Bahar menuai sejumlah pelaporan ke polisi. Isinya senada bahwa ceramah tidak hanya penghinaan terhadap simbol negara tapi juga memuat ujaran kebencian. Bahar dianggap melanggar UU ITE dan UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis serta Pasal 207 KUHP dengan ancaman pidana lebih dari 5 tahun penjara.

Muhammad Bahar bin Smith atau yang biasa menyebut diri Habib Bahar bukan sekali ini saja menuai kritik dan kontroversi. Pemuda kelahiran Kota Manado, Sulawesi Utara pada 23 Juli 1985 ini sudah kerap menyerang pemerintah dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Misalnya, dalam video berjudul "Terbaru!!! HABIB Bahar bin Ali bin Smith 25 September 2018" yang diunggah oleh kanal YouTube bernama Puun Channel pada 25 September 2018. Di sana Bahar menyebut PDIP sebagai pendukung penista agama dan harus ditenggelamkan.

Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tiba di lokasi HUT ke-45 PDIP di JCC Senayan, Jakarta, 10 Januari 2018. HUT PDIP tahun ini mengusung tema Pancasila Bintang Penuntun Indonesia Raya. TEMPO/Subekti.

"... apa pun bangsanya, apa pun sukunya, apa pun agamanya, kalau diusung oleh partai pendukung penista agama harus kita tenggelamkan saudara-saudara," ujar dia dalam video tersebut.

Pendiri Majelis Pembela Rasulullah itu juga pernah memimpin aksi sweeping di Kafe De Most, Jalan Veteran Raya, Bintaro, pada Sabtu malam, 28 Juli 2012 lalu. Keesokan harinya, polisi menetapkan 23 orang sebagai tersangka dari 62 pelaku yang ditangkap.

Dua tahun sebelumnya, anak dari pasangan Sayyid Ali bin Sith dan Isnawati Ali itu juga terdata yang memimpin penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di Kebayoran lama, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama, Bahar juga disebut-sebut ikut dalam bentrok berdarah kasus penggusuran Makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara.

Seorang warga melintas di dekat bangkai mobil Satpol PP dan Mobil Polisi pasca kerusuhan penggusuran kompleks Makam Mbah Priok di Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/4). TEMPO/Dwi Narwoko

Karena kontroversinya itu, Bahar pun ditolak di tanah kelahirannya. Pada Oktober lalu, sejumlah ormas adat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kota Manado, Sulawesi Utara, menolak kedatangan Bahar.

Ratusan orang itu berkumpul di bandara Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado menghalangi kepulangan Bahar meski hanya untuk menghadiri acara haul sang ayah dan berdoa untuk korban bencana Gempa Palu dan Donggala. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus