Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Dokter Praktik Pengancam Tembak Karyawan Mundur dari RS Yadika

Direktur Rumah Sakit Yadika Hendrik Silo mengatakan dokter praktik ALT memohon maaf kepada korban, AS, dan menyatakan keluar dari RS Yadika.

18 Oktober 2017 | 16.28 WIB

Ilustrasi senjata. TEMPO/Ary Setiawan
Perbesar
Ilustrasi senjata. TEMPO/Ary Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rumah Sakit Yadika, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Hendrik Sulo, mengatakan telah menerima permohonan maaf secara lisan dan tertulis serta surat pengunduran diri dari dokter praktik ALT, yang menodongkan senjata api mainan kepada AS, karyawan bagian data medis.

Belakangan, polisi memastikan senjata api tersebut adalah pistol mainan. Surat tersebut, kata Hendrik, diterima rumah sakit pada Senin, 16 Oktober 2017. "Beliau sudah minta maaf dan mengundurkan diri," ujarnya di kantornya, Jalan Pahlawan Revolusi Nomor 47, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu, 18 Oktober 2017.

Menurut Hendrik, pengunduran diri tersebut adalah inisiatif ALT karena merasa bersalah telah membuat kegaduhan di rumah sakit. Hendrik mengatakan masalah ALT dengan pihak rumah sakit secara manajemen sudah selesai.

Sebelumnya, karyawan RS Yadika, AS, melaporkan dokter praktik ALT ke Kepolisian Sektor Duren Sawit setelah ditodong menggunakan senjata api. Dokter ALT diduga menodongkan pistol karena merasa jumlah pasiennya dikurangi pelapor.

Terkait dengan laporan AS kepada polisi, Hendrik menuturkan akan menghormati proses hukum. Walaupun begitu, dia berharap ALT dan AS bisa menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan.

Hendrik mengaku tidak menyangka perbuatan ALT. Selama ini, ALT memang pernah mengeluhkan atau komplain dalam rapat manajemen, tapi tidak pernah berlebihan. "Komplain biasa aja," katanya.

Hendrik juga tidak mengetahui ihwal ALT pernah belajar menembak. Menurutnya, ALT adalah dokter senior, yang seharusnya menjadi panutan bagi dokter lain. "Kita enggak menyangka," ujarnya.

Pada Sabtu, 14 Oktober 2017, ALT mencari karyawan bagian administrasi bernama Pipit. Dia hendak menanyakan data jumlah pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang harus ditanganinya. Menurutnya, jumlah pasien semakin berkurang. Namun ALT malah bertemu AS, rekan kerja Pipit.

ALT marah dan menuduh AS mengalihkan pasiennya ke dokter lain. Dia lalu mengeluarkan pistol dari pinggangnya dan menodongkannya ke kepala AS. Setelah diperiksa polisi, pistol yang ditodongkan ALT itu ternyata hanya mainan.

Menyikapi permasalahan doker praktik ALT, yang mengeluhkan kurangnya pasien, Hendrik berujar pasien-pasien yang ditangani dengan spesialisasi ALT memang sedang sedikit. Dia menuturkan tren pasien di RS Yadika lebih banyak jenis penyakit anak dan penyakit dalam. "Jadi mungkin dia merasa kurang dan curiga," ucapnya.

YUSUF MANURUNG

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus