Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Nasib di Tangan Angka

Acara pernikahan, reuni, hingga ibadah umrah ramai-ramai digelar pada 7 Juli 2007. Pembenaran untuk mengatrol peruntungan.

9 Juli 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEINGINAN Irfan Hakim, 32 tahun, menikah pada hari yang tak terlupakan akhirnya terwujud pada Sabtu pekan lalu. Presenter dan aktor layar kaca yang sedang naik daun ini sebetulnya sudah berniat mengikat janji sehidup-semati dengan sang kekasih Dela Sabrina pada pertengahan tahun silam. Ketika itu tanggal sudah ditetapkan: 6 Juni 2006. Angka enam yang berderet niscaya bakal menjadi penanda manis saat meninggalkan masa lajang.

Apa daya Irfan dan Dela tak mendapat tempat untuk menggelar acara pernikahan. Semua gedung yang diincar sudah dipesan orang. Tak ada pilihan lain, mereka terpaksa menunda rencana nikahnya. Tahun ini Irfan bertekad menikah pada 7 Juli 2007. Beruntung kali ini rencananya terkabul. Ia mendapat tempat di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, yang telah dipesan sejak setahun lalu. ”Itu juga karena ada yang tiba-tiba memindahkan hari pernikahannya,” ujarnya.

Namun, sebelum pesta digelar, dada Irfan belum sepenuhnya plong. Ia khawatir banyak teman atau famili yang diundang tak bisa datang ke pesta pernikahannya. Soalnya, pada saat yang sama banyak orang menggelar perhelatan serupa. ”Ada teman dan kerabat yang mendapat beberapa undangan perkawinan sekaligus pada hari itu,” katanya. Padahal, namanya pesta di gedung, jam kunjungan tentu terbatas. Untungnya pesta pernikahan Irfan-Dela akhirnya berlangsung mulus dan dipenuhi handai tolan.

Menikah pada 7 Juli 2007 memang istimewa dan unik. Bila dideretkan, terbentuk tiga angka kembar tujuh 07/07/07 alias triple seven. Menurut hitung-hitungan bangsa Tionghoa, angka itu sebenarnya bukan yang paling dicari. Tidak buruk, tapi juga bukan angka yang tergolong baik menurut feng shui. Lalu kenapa angka tujuh tetap diburu?

Soalnya, bangsa lain memaknai angka ini istimewa. Orang Italia menganggap bilangan ganjil sebagai keberuntungan terutama angka tujuh. Dalam Injil disebutkan alam semesta diciptakan dalam enam hari. Dan pada hari ketujuh Tuhan beristirahat.

Ahli matematika Pythagoras menggabungkan segitiga dengan bangunan empat persegi sebagai angka kesempurnaan yang menggambar laki-laki dan wanita. Angka tujuh paling jos di meja judi karena dianggap pembawa hoki. Bila di mesin jackpot tampil tiga angka tujuh, artinya rezeki nomplok. Anda bisa membawa pulang banyak uang.

Pada Sabtu pekan lalu, tanpa perlu nongkrong di depan mesin jackpot, Lois Fritz, pemilik Wedding Shoppe di Minnesota, Amerika, juga kebagian rezeki nomplok. Pada hari itu dia mengaku mendapat order mempersiapkan pernikahan 80 pasang pengantin atau dua kali lipat dari angka normal.

Kliennya menganggap tanggal itu sebagai hari keberuntungan pada abad ini. Mereka juga berharap, dengan melakukan pernikahan pada tanggal yang unik seperti itu, pasangannya tak gampang lupa mengingat saat mengikat janji tersebut.

Situs perencana pernikahan theknot.com melansir ada 37 ribu pasangan yang menikah di Amerika Serikat pada tanggal itu. Jumlah ini mengalahkan tanggal perkawinan yang sangat populer, yakni 31 Desember 1999. Aktris serial televisi Desperate Housewives Eva Longoria dan bintang basket NBA Tony Parker termasuk yang mengikat janji sehidup-semati pada waktu serba tujuh itu.

Di Tanah Air, kendati tak seheboh di Amerika Serikat, kesibukan serupa dilakukan sejumlah orang. Majid Wong, 33 tahun, misalnya, memilih menikah pada 7 Juli. Penyebabnya boleh dibilang lantaran wiraswastawan itu semata kesengsem oleh deretan angka tujuh. Itu saja.

Untuk mewujudkan keinginannya menikah pada tanggal istimewa itu, Majid mengubek-ubek sejumlah gedung yang biasa digunakan untuk resepsi pernikahan di kawasan Karawaci, Tangerang. Sayangnya, semua tempat penuh. Alhasil, dia memilih menikah di rumah salah satu kerabatnya, yang ternyata tetap saja menyimpan angka tujuh. Lokasinya di sektor tujuh sebuah kawasan perumahan dan diadakan mulai pukul tujuh malam. ”Beda usiaku dengan istri juga tujuh tahun,” ia menambahkan.

Othak-athik gathuk serupa dilakukan Irfan Hakim. ”Aku anak ketujuh dari delapan bersaudara,” katanya. Ia juga mengaitkan dengan hal-hal transendental seperti langit yang memiliki tujuh lapis. ”Manusia juga punya tujuh lubang di tubuhnya.”

Pencarian pembenaran hingga hal transendental itu, menurut David Frankfurter, profesor sejarah dan studi religius di Universitas New Hampshire, Amerika Serikat, bisa dimaklumi. ”Mempercayai hal positif yang dipengaruhi angka tujuh,” kata Frankfurter, ”merupakan teknik yang dipakai manusia untuk mendapat kewenangan dari dunia yang kacau di sekitar mereka.”

Lebih jauh Frankfurter mengatakan, ”Di masyarakat modern Amerika, kita cenderung menengok upaya magis untuk mengontrol dunia atau nasib, sehingga ilmu tentang angka menjadi penting.”

Senada dengan Frankfurter, psikolog Kasandra A. Putranto menilai gejala keranjingan angka tujuh itu semata-mata soal sugesti. Mereka memilih angka itu dengan harapan kehidupannya ikut terbawa nilai dari angka yang dipilihnya. ”Sama halnya kalau mereka menganggap sebuah hari buruk, dia akan mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkannya pada hari itu,” katanya.

Yang sudah jelas beruntung di tengah histeria angka tujuh itu adalah para penyelenggara pesta pernikahan. Bagi mereka, Sabtu pekan silam mendadak menjadi hari tersibuk. Pengelola gedung, perias pengantin, fotografer, pembawa acara, dan tak ketinggalan para penghulu, kebanjiran order.

”Job buat fotografer perkawinan ramai sekali,” kata Marsio Juwono, fotografer pernikahan di Jakarta. Pada Sabtu pekan silam dia harus berangkat ke Semarang untuk memotret. ”Mereka sudah pesan sejak satu setengah tahun silam,” ujarnya.

Pengelola hotel dan gedung pertemuan pun senang tiada kepalang. Di Jakarta, hampir tak ada gedung yang tak disewa. ”Di tempat kami sudah penuh. Ada yang membatalkan, tapi langsung terisi kembali,” kata Sri Wahyuni, senior marketing Hotel Sahid Jaya.

Tak cuma untuk pernikahan, keranjingan tanggal cantik juga melebar ke wilayah lain. Wisata Hati, majelis pengajian yang diasuh dai muda Yusuf Mansyur, mematok tanggal 07-07-07 untuk menggelar acara Umrah Munajat. Iklannya dalam bentuk spanduk terbentang di berbagai ruas jalan Ibu Kota.

Secara resmi, pengelola pengajian menampik pelaksanaan Umrah Munajat ada hubungannya dengan tanggal cantik. Tapi ia mengakui menggunakannya sebagai kemasan. ”Sebelumnya kami sudah pakai nama itu saat menggelar zikir, yang kami namakan Zikir Munajat,” kata Kosasih, pengelola Wisata Hati.

Ide mengadakan Umrah Munajat, menurut Kosasih, berproses sejak setahun silam. Ketika itu para pengurus dan jemaah berembuk membuat paket umrah. Tiba-tiba saja terbetik ide untuk membuatnya pada 7 Juli 2007. ”Pertimbangannya lebih karena tanggalnya yang unik,” ujarnya. Kemasan itu ternyata memikat pelanggan. Jumlah peserta umrah membengkak menjadi 78 orang dari normalnya 50 orang. Padahal biaya umrah kali ini lebih mahal US$ 100 dibanding paket sebelumnya.

Bukan kebetulan pula bila pada tanggal itu para alumni SMA Negeri 7 Jakarta Pusat menyelenggarakan reuni. Acara yang digembor-gemborkan hanya terjadi sekali dalam seribu tahun ini digelar mulai pukul tujuh pagi sampai tujuh malam, semata-mata dikaitkan dengan bilangan sekolah yang sudah berusia 40 tahun itu. ”Malah tadinya kami ingin masuk juga di TV 7, ha-ha-ha…,” Niti Suhartono Muchdi, ketua panitia penyelenggara, menjelaskan.

Tahun depan mungkin giliran alumni SMA Negeri 8 menyelenggarakan reuni. Pembenaran bisa dicari-cari lagi. Misalnya, menurut budaya Cina, angka delapan dianggap pembawa hoki karena pengucapannya mirip dengan kata kesejahteraan dan kemakmuran. Tak aneh bila tahun depan Olimpiade Beijing akan dibuka pada 8 Agustus 2008, pukul 8 malam.

Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus