Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Dewan Pakar BPIP Ingatkan Mahasiswa Waspada Ideologi Transnasional

Di dunia tengah berkembang tiga paham ideologi transnasional. Mahasiswa harus pandai memilah dan bertahan pada ideologi Pancasila.

16 September 2022 | 16.35 WIB

Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri BPIP, Dr. Darmansjah Djumala, M.A. saat acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), Unversitas Prabumulih, 13 September 2022.
Perbesar
Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri BPIP, Dr. Darmansjah Djumala, M.A. saat acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), Unversitas Prabumulih, 13 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO NASIONAL – Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri BPIP, Dr. Darmansjah Djumala, M.A. menyampaikan bahwa arus teknologi informasi memudahkan penyebaran paham dan ideologi ke negara lain. Ideologi asing itu belum tentu cocok dengan ideologi Pancasila.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Djumala yang pernah bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Polandia di Warsawa, Austria, dan PBB di Wina, menegaskan bahwa politik dunia sekarang diwarnai oleh rivalitas 3 ideologi transnasional, yaitu liberal-capitalist, socialist-state capitalism, dan theocratic-Islamist. Ketiga ideologi dunia itu bersaing berebut pengaruh di negara ketiga. Perebutan pengaruh inilah yang pada gilirannya memantik perang saudara dan perpecahan sesama anak bangsa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demikian penjelasan Djumala dalam “Pancasila di Tengah Dinamika Politik  Dunia: Implikasi terhadap Kebangsaaan di Perguruan Tinggi” saat Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), Unversitas Prabumulih, 13 September 2022.  

Ia meminta mahasiswa memahami dan mewaspadai pengaruh ketiga ideologi dunia itu. Sebab, negara-negara yang berkepentingan dengan tiga ideologi transnasional selalu berusaha dengan segala cara untuk mempengaruhi cara pikir (mind-set) generasi muda, termasuk mahasiswa.

Djumala optimistis bahwa mahasiswa–dengan daya nalar yang tinggi dan pemahaman yang baik terhadap fenomena sosial-politik—mampu untuk memilah, menilai, dan memilih elemen dari ideologi dunia yang cocok dan relevan dengan nilai-nilai Pancasila. 

Dalam sejarahnya, ia melanjutkan, Pancasila sudah teruji dengan dinamika politik global. Manakala dunia dilanda perubahan lansekap politik yang drastis, seperti berakhirnya perang dingin, runtuhnya Tembok Berlin, Tragedi 11 September, dan gerakan demokratisasi Arab Spring yang berakibat kehancuran negara dan perpecahan bangsa akibat perang saudara, Indonesia tetap utuh berdiri sebagai negara bangsa dalam bingkai negara kesatuan. Hal itu tidak lain karena Indonesia tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila.

Karena itu, Djumala mengimbau pihak civitas akademika Unpra untuk terus menyemaikan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kampus. Hal itu tidak sulit dilakukan karena sejatinya nilai Pancasila sudah embeded dan built-in di dalam hati sanubari insan Indonesia.

Untuk menyemai nilai Pancasila di kalangan mahasiswa, menurut Djumala, perlu kiranya dibuatkan kegiatan yang lebih partisipatif dan program-oriented bagi mahasiswa.  Program KKN-Pancasila, yang melibatkan mahasiswa dalam program kuliah kerja nyata dengan fokus membantu masyarakat kelas bawah meningkatkan ekonomi ekonomi desa, bisa dijadikan salah satu cara untuk menyemaikan dan mengembangkan nilai Pancasila di kalangan mahasiswa. (*)

 

 

 

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus