Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Sinergi Jaga Ketahanan Pangan Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan ketersediaan dan pendistribusian bahan pangan untuk masyarakat berjalan optimal.

22 Oktober 2021 | 15.50 WIB

Sinergi Jaga Ketahanan Pangan Jakarta
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO NASIONAL - Wabah pandemi COVID-19 telah memberi dampak sosial dan ekonomi yang besar, terutama pemenuhan kebutuhan hidup. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta bersinergi dengan BUMD Pangan Provinsi DKI Jakarta, seperti PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya dan Perumda Pasar Jaya, dalam menyediakan dan mendistribusikan bahan pangan untuk masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Pemenuhan pangan di DKI Jakarta secara luas melibatkan semua elemen, antara lain Kementerian, BUMN, BUMD, swasta, termasuk masyarakat DKI Jakarta. Misalnya, contract farming oleh PT Food Station Tjipinang Jaya utamanya untuk komoditas beras bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan BUMN PT Sang Hyang Seri," ujar Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati, pada Kamis, 21 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga berkerja sama dengan daerah pemasok untuk menjamin pasokan pangan dan kestabilan harga. Kemudian, dibangun pula Sistem Informasi Ketahanan Pangan (SIKP) yang mengintegrasikan data stok, pasokan, dan harga yang ada di DKI Jakarta. "Sistem ini juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah se-Bodetabekjur," katanya.

Fluktuasi harga pangan yang sulit diprediksi tentunya berdampak pada daya beli masyarakat yang secara langsung berpengaruh terhadap pemenuhan pangan. "Untuk mengatasi hal tersebut, kami menyelenggarakan subsidi pangan pada gerai-gerai Jakgrosir untuk penerima kartu kesejahteraan di Jakarta (KJP Plus, KLJ, KPDJ, KPJ, KAJ), lalu mengoptimalkan mesin CAS (Controlled Atmosphere Storage) untuk menjaga komoditas cabai dan bawang yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya. Kami juga melakukan pendistribusian bantuan sosial berupa bahan pangan pokok di masa pandemi COVID-19,"katanya.

Sementara itu, dalam upaya mengatasi keterbatasan lahan di Jakarta, warga diajak bercocok tanam di halaman rumahnya. "Kami menggiatkan urban farming berbasis ruang. Salah satunya, dengan cara berkebun di atap gedung atau rooftop garden menggunakan teknik hidroponik," ujarnya.

Suharini menambahkan, perkembangan urban farming di lahan-lahan kosong di DKI Jakarta juga semakin menggeliat, seperti di pekarangan/gang, rusun, RPTRA, perkantoran, sekolah dan lahan kosong yang tidak produktif. Berbagai kegiatan budidaya pertanian dilakukan, mulai dari menanam sayuran daun (sawi, bayam, kangkung, pakcoy, kol dll), sayuran buah (cabai, terong, dll), tanaman obat keluarga (lidah buaya, jahe, kunyit, dll), buah buahan (mangga, pisang, rambutan, belimbing, dll), hingga tanaman hias.

Kegiatan yang dilakukan masyarakat atau penggiat urban farming di Jakarta ini selain untuk menenuhi kebutuhan pangan keluarga dan kelompoknya, juga dapat menambahkan pendapatan atau mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pangan. Kegiatan inipun mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan pemantapan daerah tahan pangan.

Dinas KPKP DKI Jakarta turut meyiapkan kebun-kebun bibit yang dikelola UPT Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman dalam upaya mendukung kegiatan urban farming di Jakarta. Melalui kebun-kebun bibit tersebut, Dinas KPKP DKI Jakarta memberikan bibit tanaman secara gratis kepada masyarakat atau penggiat urban farming yang membutuhkannya. Ada 14 kebun yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta yang siap mendukung pelaksanaan urban farming.

Di sisi lain, untuk mewujudkan pola konsumsi masyarakat yang ideal, Pemprov DKI Jakarta senantiasa melaksanakan sosialisasi mengenai pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) serta memperkenalkan pangan lokal. Agar pangan aman dan bebas dari bahan berbahaya, seperti formalin, boraks, dan residu pestisida, Dinas KPKP DKI Jakarta beserta seluruh jajaran Suku Dinas KPKP rutin melakukan pengawasan dan pengendalian mutu dan keamanan pangan.

Secara terpadu, mereka datang ke pasar-pasar tradisional dan pasar modern/swalayan, lokasi binaan (lokbin), serta pusat-pusat distributor. Mereka melakukan uji sampel terhadap bahan pangan hasil produk pertanian segar, peternakan dan perikanan segar serta olahan, dengan pengujian terhadap kandungan formalin, residu pestisida, chlorine dan kebusukan.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus