Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel pada Selasa akhirnya mengakui telah memompa air laut untuk membanjiri jaringan terowongan Hamas di bawah tanah Jalur Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini merupakan pertama kalinya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara resmi mengakui penerapan strategi kontroversial tersebut, sebuah tindakan yang telah diperingatkan oleh Amerika Serikat dapat membahayakan para sandera yang masih ditawan Hamas di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selama perang, IDF telah mengimplementasikan kemampuan baru untuk menetralisir infrastruktur bawah tanah teroris di Jalur Gaza dengan mengalirkan volume air yang besar ke dalam terowongan," kata IDF dalam sebuah pernyataan di platform X.
Seorang reporter TV Israel kemudian mentweet rekaman apa yang dia katakan sebagai air laut yang dipompa ke terowongan Hamas.
Langkah tersebut merupakan bagian dari "serangkaian cara yang digunakan oleh IDF" untuk menetralisir jaringan terowongan bawah tanah, kata IDF.
"Kemampuan ini dikembangkan dalam kapasitas profesional, termasuk analisis karakteristik tanah dan sistem air di daerah itu guna memastikan kerusakan tidak terjadi pada air tanah di daerah tersebut. Pemompaan air hanya dilakukan pada rute dan lokasi terowongan yang tepat, sesuai dengan metode operasi yang cocok untuk setiap kondisi," kata IDF.
Setelah lebih dari sebulan menolak mengomentari laporan bahwa IDF membanjiri terowongan Hamas menggunakan air dari Laut Mediterania, para pejabat Israel akhirnya mengakui bahwa mereka menggunakan taktik tersebut.
Strategi ini pertama kali terungkap pada Desember setelah laporan Wall Street Journal mengenai pembangunan tujuh pompa oleh IDF di Gaza utara.
Para pejabat Israel masih enggan menjawab pertanyaan wartawan mengenai pemompaan tersebut, dan kepala staf IDF Letjen Herzl Halevi menolak untuk mengkonfirmasi taktik banjir tersebut pada saat itu, dan hanya menyebutnya sebagai “ide yang bagus.”
Beberapa pakar hidrologi dan lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa tindakan itu dapat merusak kualitas mayoritas air minum di Gaza serta membahayakan pertanian.
Menurut data Israel, terowongan-terowongan Hamas membentang sepanjang sekitar 560-725 kilometer di bawah daerah kantong pesisir Palestina itu.
Para pejabat AS telah menyatakan keprihatinannya atas strategi tersebut, dan memperingatkan bahwa hal itu dapat membahayakan nyawa lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Tidak jelas apakah ada sandera masih berada di dalam terowongan.
Pada Minggu, surat kabar Amerika Serikat (AS) The Wall Street Journal mengutip para pejabat Israel dan AS yang melaporkan bahwa sekitar 80 persen sistem terowongan Hamas masih utuh.
Meskipun menggunakan banjir, bahan peledak, dan serangan udara yang presisi, Israel hanya menghancurkan sekitar 20% hingga 40% dari sistem bawah tanah Hamas yang diperkirakan memiliki panjang lebih dari 300 mil, kata para pejabat AS dan Israel kepada WSJ.
Bulan lalu, IDF mengakui telah menemukan 800 terowongan selama serangan darat di Gaza, dan sekitar 500 terowongan yang tidak dioperasikan pada saat itu.
Para pejabat AS dan Israel memperkirakan bahwa lebih dari separuh terowongan Hamas di Gaza masih dapat dioperasikan, dan sebagian besar terowongan terkenal yang disebut “Metro Gaza” masih menjadi misteri bagi militer Israel.
Sedikitnya 26.751 warga Palestina tewas dan 65.636 lainnya luka-luka di Jalur Gaza sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran pada 7 Oktober 2023, menurut sebuah laporan terbaru yang dirilis pada Selasa oleh Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza.
Operasi militer Israel tersebut dilakukan sebagai balasan atas serangan tak terduga lintas perbatasan yang dipimpin oleh Hamas terhadap komunitas-komunitas di Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
XINHUA | THE NEW YORK POST