Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Cina Dituduh Lakukan Aksi Intelijen Besar-Besaran di Australia

Pejabat di Kementerian Pertahanan Australia mengungkapkan Cina selama ini melakukan aksi intelijen besar-besaran terhadap Australia.

12 Mei 2017 | 17.40 WIB

Malcolm Turnbull, saat menyampaikan aspirasinya dalam pertemuan Partai Liberal Australia saat pemilihan pimpinan baru partai di Canberra, 14 September 2015. Malcolm Turnbull resmi terpilih sebagai pemimpin Partai Liberal usai digelar pemungutan suara di k
Perbesar
Malcolm Turnbull, saat menyampaikan aspirasinya dalam pertemuan Partai Liberal Australia saat pemilihan pimpinan baru partai di Canberra, 14 September 2015. Malcolm Turnbull resmi terpilih sebagai pemimpin Partai Liberal usai digelar pemungutan suara di k

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Canberra-Sekretaris Kementerian Pertahanan Australia, Dennis Richardson mengungkapkan Cina selama ini melakukan aksi intelijen besar-besaran terhadap Australia.

Pernyataan Richardson yang dianggap langka itu telah memecahkan spekulasi para analis terhadap Cina yang diduga selama ini melakukan aksi intelijen terhadap Australia.

"Ini bukan rahasia bahwa Cina sangat aktif melakukan aktivitas intelijen terhadap kita secara langsung. Ini lebih dari cyber," kata Richardson di Canberra, seperti dikutip dari Asian Corresponden, 12 Mei 2017.

Baca juga: Demi Warga Lokal, Australia Perketat Visa Kerja Pekerja Asing 

Menurut Richardson, dalam menjalankan aksi intelijennya, Cina melakukan penyamaran dalam komunitas masyarakat etnis Cina di Australia dan media berbahasa Cina di Australia.

"Pemerintah Cina mencermati komunitas Cina Australia dan mengawasi secara serius beberapa media berbahasa Cina di Australia," kata Richardson.

Kecurigaan terhadap Cina sudah menguak sejak 2015 dengan penyewaan pelabuhan militer dan komersil Australia di Darwin oleh perusahaan Cina.  Penyewaan itu disebut sebagai mempererat kedekataan hubungan dengan militer Cina.

Penyewaan ini menimbulkan protes karena dikhawatirkan berdampak pada keamanan. Pejabat pemerintah Amerika Serikat juga menegur Australia.

Baca juga: Survei: Australia Tercatat Jadi Surga Miliarder Dunia 

Setelah itu, Australia memblok sejumlah lelang infrastruktur yang dikerjakan perusahaan-perusahaan Cina.

Richardson mengatakan, aksi intelijen Cina menjadi faktor utama pemerintah Australia membuat keputusan memblok lelang infrastruktur itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, mengatakan tidak tahu tentang pernyataan Richardson. Ia kemudian mengatakan, adalah lebih baik melihat pejabat Australia bekerja meningkatkan kerja sama dengan Cina.

"Kami berharap orang-orang yang berkepentingan pada Australia dapat berbicara lebih banyak hal yang dapat memberi manfaat pada pengembangan hubungan Cina-Australia, bekerja lebih banyak untuk memberikan manfaat untuk memperkuat kerja sama, dan tidak membuat pernyataan tak bertanggung jawab," kata Geng.

Hubungan bilateral Australia dan Cina selama ini cukup baik. Cina merupakan mitra dagang terbesar Australia.

ASIA CORRESPONDENT | MARIA RITA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maria Rita Hasugian

Maria Rita Hasugian

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus