Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cina ingin meningkatkan relasi dengan Indonesia secara signifikan dan kesempatan pertemuan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation atau JCBC) ke-5 di Beijing salah satunya akan digunakan untuk mewujudkan target tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pekan ini, Menteri Luar Negeri Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan menjadi ketua bersama dalam JCBC ke-5 Cina-Indonesia. Kami harap hubungan Cina-Indonesia semakin tumbuh secara pesat dengan signifikansi strategis yang lebih besar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Kamis, 22 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan antara Menlu Retno dan Menlu Cina Wang Yi tersebut rencananya akan dilangsungkan pada Jumat, 23 Agustus 2024. Hubungan Cina-Indonesia telah mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat, dengan pertukaran komunikasi pejabat tingkat tinggi yang erat, memperdalam rasa saling percaya dan kemajuan berkelanjutan untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama.
Sebelum Retno datang ke Beijing, pada 13 Agustus 2024 sudah dilangsungkan pertemuan 2+2 antara pejabat senior di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan.
Pertemuan itu dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Cina Sun Weidong dan Wakil Direktur Kantor Kerja Sama Militer Internasional Komisi Militer Pusat Zhang Baoqun, sedangkan dari pihak Indonesia ada Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu Abdul Kadir Jailani dan Sekretaris Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemenhan Oktaheroe Ramsi.
"Tahun depan menandai peringatan 80 tahun kemerdekaan RI dan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Cina-Indonesia. Hal ini menghadirkan peluang penting bagi pertumbuhan dan hubungan bilateral kedua negara," tambah Mao Ning.
Cina, kata Mao Ning, mengikuti arahan strategis kedua presiden Cina dan Indonesia, berfokus pada pembangunan masyarakat dengan masa depan bersama serta terus memperdalam kerja sama strategis di semua lini dengan Indonesia. Kedua negara dapat menjadi contoh negara-negara berkembang yang utama dengan mengejar kekuatan sendiri melalui persatuan dan keterlibatan dalam kerja sama yang saling menguntungkan, sehingga dapat membawa lebih banyak manfaat bagi kedua bangsa.
JCBC Indonesia-Cina ke-4 sebelumnya berlangsung di Jakarta pada 22 Februari 2023 yang mempertemukan Menlu Retno dan Menlu Cina Qin Gang. Dalam kesempatan itu, Retno menyebut salah satu yang disampaikan adalah permintaan agar berbagai hambatan dagang dapat diatasi.
Indonesia juga bertekad meningkatkan kerja sama investasi dengan Cina mengingat Beijing adalah investor kedua terbesar di Indonesia tahun lalu. Data investasi di Indonesia berdasarkan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), menunjukkan Cina merupakan mitra investasi terbesar ketiga Indonesia.
Pada 2023, investasi Cina di Indonesia tercatat sebesar USD7,4 miliar sedangkan pada kuartal pertama 2024, investasi dari Cina mencapai USD1,87 miliar ditambah investasi dari Hong Kong mencapai USD1,89 miliar.
Salah satu investasi Cina di Indonesia adalah di sektor transportasi dengan proyek utamanya adalah kereta cepat Jakarta-Bandung dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Proyek unggulan tersebut sebagian besar didanai Cina dengan investasi sebesar USD7,3 miliar sejak beroperasi pada Oktober 2023.
Sedangkan di bidang perdagangan, Cina tercatat menjadi mitra dagang terbesar Indonesia. Berdasarkan data Bea Cukai Cina, nilai perdagangan Cina-Indonesia pada 2023 sebesar USD139,41 miliar. Rinciannya, ekspor Indonesia sebesar USD74,21 miliar dan impor Indonesia dari Cina sebesar USD65,2 miliar.
Sedangkan pada kuartal pertama 2024, nilai perdagangan mencapai USD33,57 miliar dengan nilai ekspor Indonesia sebesar USD16,94 miliar dan impor sebesar USD16,61 miliar.
Studi bahasa Indonesia juga sudah diajarkan di 25 perguruan tinggi di seluruh Cina, yang terbaru adalah didirikannya Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Foreign Studies University bekerja sama dengan Universitas Brawijaya di Jawa Timur.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini