Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Dua tahun ini Inggris memasarkan rokok dalam kemasan polos berwarna hijau. Ini menjadi salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi rokok.
Namun, hal tersebut ternyata belum efektif. Dilansir Femalefirst, Senin, 2 Maret 2015, pemerintah Inggris akan mencanangkan rokok tanpa merek pada 2016 nanti. Undang-undangnya pun telah disahkan pada Januari lalu.
Kebijakan ini berdasarkan pengamatan bahwa merek rokok juga menjadi salah satu pemicu bertambanhya jumlah perokok aktif. Sebabnya tak lain karena gengsi, terutama jika merokok dengan merek terkenal.
Robert West, editor in chief dari jurnal Addiction berkata, "bahkan jika kemasan polos belum efektif sama sekali dan hanya membuat satu dari 20 anak berhenti merokok (di Inggris), itu akan menghemat sekitar 2.000 nyawa setahun."
Kebijakan ini tentu mengundang pro dan kontra. Banyak perusahaan tembakau yang menolak penerapan undang-undang tersebut. Kemasan polos tanpa merek akan mempengaruhi kekayaan intelektual dengan menutupi branding rokok dan akan berdampak negatif pada pemalsuan dan penyelundupan.
Ann McNeill, professor ketergantungan tembakau dari King's College London, mengatakan bahwa perusahaan tembakau harusnya sadar kalau produk yang mereka hasilkan adalah racun bagi kesehatan. "Untuk pemasaran produk adiktif yang dapat membunuh banyak penggunanya, industri tembakau harusnya sudah merasa beruntung masih diperbolehkan menjual produk beracun," kata McNeill.
RINA ATMASARI | FEMALEFIRST
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini