Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Granat Meledak Saat Madagaskar Rayakan Kemerdekaan, 2 Tewas  

Serangan granat mengguncang ibu kota Madagaskar, Antananarivo, pada hari peringatan kemerdekaannya. Dua orang tewas, sedikitnya 80 orang luka-luka.

27 Juni 2016 | 07.35 WIB

kylgraffiti.deviantart.com
Perbesar
kylgraffiti.deviantart.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Antananarivo - Serangan granat mengguncang ibu kota Madagaskar, Antananarivo, pada hari peringatan kemerdekaannya, Minggu, 26 Juni 2016. Ledakan granat menewaskan sedikitnya dua orang dan lebih dari 80 orang luka-luka. 

Presiden Madagaskar Hery Rajaonarimampianina, yang sempat mengunjungi para korban di rumah sakit, menduga serangan tersebut sebagai aksi teror oleh lawan-lawan politiknya. "Mungkin ada perbedaan pendapat di antara kami, tapi aksi-aksi destabilisasi tidak bisa diterima," kata Rajaonarimampianina dalam sebuah pernyataan yang disiarkan secara nasional. 

Dia meminta masyarakat tetap tenang setelah serangan yang terjadi di Stadion Mahamasima, Kota Antananarivo, itu. Sebuah konser gratis diadakan di stadion tersebut untuk meramaikan peringatan kemerdekaan ke-56 Madagaskar dari jajahan Prancis. "Kami tidak akan menanggapi kekerasan dengan kekerasan,” ujar Rajaonarimampianina.

Menurut pasukan Gendarmerie, alias polisi militer nasional setempat, serangan itu menewaskan dua remaja berusia 16 dan 18 tahun. Efek ledakan juga melukai 84 orang yang berada di stadion.

"Ledakan itu disebabkan granat," tutur Kepala Keamanan dan Intelijen Gendarmerie Jenderal Anthony Rakotoarison saat dikonfirmasi. "Kami menganggap ini tindakan teroris.”

Serangan serupa sempat menghantam Madagaskar pada Januari 2014. Saat itu ledakan granat menewaskan seorang balita dan melukai beberapa orang yang menonton perayaan hari kemerdekaan negara pesisir timur Afrika tersebut. Kejadiannya pun persis seperti kemarin, yaitu pada Ahad. Penyelidikan saat itu buntu dan pihak berwajib tak menemukan orang yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Madagaskar, salah satu negara termiskin di dunia, perlahan bangkit setelah mengalami ketidakstabilan politik, yang dipicu penggulingan Presiden Marc Ravalomanana pada 2009. Setelah merancang ulang sistem pemilihan umumnya, Rajaonarimampianina akhirnya duduk di kursi tertinggi Madagaskar pada 2013.

CHANNEL NEWS ASIA | YOHANES PASKALIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maria Rita Hasugian

Maria Rita Hasugian

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus