Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pihak keamanan India menahan sedikitnya 300 politisi dan tokoh pro separatis Kashmir setelah penghapusan status khusus Kashmir dan Jammu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Ahad pemerintah India mematikan jaringan internet dan telepon, serta melarang orang-orang berkumpul setelah pencabutan status istimewa Kashmir. Penangkapan dan mematikan jaringan komunikasi dilakukan sebagasi antisipasi protes besar-besaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah ini juga meningkatkan ketegangan dengan Pakistan yang juga mengklaim Kashmir dan telah berjanji untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Kashmir.
Reuters melaporkan, 8 Agustus 2019, Pakistan akan mengusir duta besar India dan menangguhkan perdagangan bilateral.
Personel keamanan India berjaga-jaga saat mereka menghentikan lalu lintas selama pembatasan di Jammu, 7 Agustus. [REUTERS / Mukesh Gupta]
Ribuan polisi paramiliter telah dikerahkan di Kota Srinagar, sekolah ditutup dan jalan serta lingkungan dibarikade. Namun protes sporadis tetap digelar, kata dua petugas polisi.
Dilaporkan telah terjadi pelemparan batu di setidaknya 30 tempat di Srinagar sejak Selasa malam, kata salah satu dari polisi. Setidaknya 13 orang telah dirawat di rumah sakit pemerintah.
Pada Rabu malam, distrik tua Srinagar lumpuh. Polisi antihuru-hara dikerahkan setiap beberapa meter, dan pos pemeriksaan kawat berduri setiap beberapa ratus meter.
Di dekat Masjid Jama, yang telah lama menjadi pusat protes di Srinagar, batu dari insiden pelemparan bertebaran di setidaknya tiga lokasi.
Seorang saksi mengatakan bahwa ada juga pelemparan batu di daerah Bemina di barat laut Srinagar, di mana beberapa jalan terhalang oleh tiang dan batu besar.
Kashmir melihat keputusan Modi untuk menarik status khusus sebagai pelanggaran kepercayaan dan membuka jalan untuk membanjiri wilayah mereka dengan orang-orang dari seluruh India.
Seorang pria memegang poster dan meneriakkan slogan-slogan selama protes setelah pemerintah India menghapus status khusus untuk Kashmir, di New Delhi, India, 5 Agustus. [REUTERS / Danish Siddiqui]
Sejauh ini, 300 pemimpin politik, yang banyak berkampanye untuk pemisahan diri Kashmir dari India telah ditahan, kata seorang perwira polisi.
Dua pemimpin lokal dari Konferensi Nasional, sebuah partai regional utama, juga mengatakan bahwa setidaknya 100 politisi termasuk mantan menteri negara dan legislator telah ditahan.
Dua mantan menteri utama negara termasuk di antara mereka yang ditahan. Surat kabar India, Today Today mengatakan jumlah politisi ditahan di rumah mereka berjumlah 400 lebih.
Mirwaiz Omar Farooq, ketua Konferensi Hurriyat, kelompok separatis moderat, juga ditangkap pada Selasa dan menjadi tahanan rumah.
Partai penguasa yang dipimpin nasionalis Hindu yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi, yang telah lama berkampanye untuk mengakhiri status khusus Kashmir, berharap keputusannya akan membantu mempererat cengkeramannya atas wilayah tempat pemberontakan bersenjata berkecamuk di Kashmir sejak 1989.