Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Abbie Colvin, mama muda dari Inggris didiagnosa mengidap kanker rahim saat dia berusia 19 tahun atau persisnya dua tahun lalu. Semangat Colvin untuk mengoptimalkan waktu yang diberikan Tuhan, menginspirasi banyak orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari mirror.co.uk, Kamis, 14 Maret 2019, meski didiagnosa mengidap penyakit serius, Colvin memiliki sederet keinginan yang ingin dilakukannya selagi hidup dan tak mau melewatkan setiap kesempatan, meski saat yang sama dia berjuang melawan penyakitnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Abbie Colvin, ibu muda dari Inggris didiagnosa mengidap kanker rahim saat dia berusia 19 tahun atau persisnya dua tahun lalu. Sumber : Mercury Press & Media/mirror.co.uk
Colvin adalah mahasiswi di Universitas Manchester Metropolitan, Inggris jurusan ilmu biomedis. Dia menceritakan amat patah hati saat dokter pada Januari 2017 mengatakan kepadanya dia mengidap kanker rahim sehingga dia suatu saat akan melakukan sebuah prosedur medis histerektomi, yakni pengangkatan rahim.
Namun pada Desember 2017 sebelum histerektomi dilakukan, Colvin melahirkan anak laki-laki yang sehat yang diberi nama Oscar. Pada tahun yang sama dan saat proses kemoterapi berjalan, dia juga berhasil mencetak prestasi akademik.
Kakak Colvin, Christie mengatakan kanker yang diidap Colvin sudah menyebar dan usianya diprediksi tak panjang lagi jika kondisinya tak mengalami perkembangan positif. Kondisi ini telah mendorongnya untuk menggalang dana bagi Colvin untuk membantunya melakukan hal yang ingin dilakukan Colvin bersama orang-orang yang dicintainya di seluruh dunia.
"Ukuran baju Colvin semakin mengecil karena dia kehilangan banyak berat badan. Namun semua orang tahu kalau dia tidak menyerah dan memiliki semangat yang besar yang tak dibayangkan orang," kata Christie.
Menurut Christie, Colvin semangat melawan kanker yang diidapnya demi Oscar, bayi yang dilahirkannya. Diantara keinginan Colvin sebelum dia meninggal adalah memperbaiki hubungannya dengan orang-orang yang dikasihinya dan berkampanye agar usia untuk tes pap smear diturunkan, dimana saat ini tes pap smear untuk usia di bawah 25 tahun belum ada.