Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim penyelamat berhasil mengevakuasi empat anak terakhir dari 12 anak laki-laki Thailand dan pelatih sepak bola mereka dari dalam gua yang banjir pada Selasa 11 juli. Penyelamatan ini berakhir sukses setelah ketiga belas korban terjebak di dalam gua selama dua minggu lebih.
Tim sepak bola "Wild Boars", yang berusia antara 11 dan 16 tahun, beserta pelatih mereka yang berusia 25 tahun terperangkap pada 23 Juni saat menyusuri gua di provinsi utara Chiang Rai, Thailand, ketika hujan turun dan membanjiri gua.
Baca: Kehabisan Oksigen, Petugas Penyelamat Siswa di Gua Thailand Tewas
"Kami tidak yakin apakah ini mukjizat, sains, atau apa. 13 anggota Wild Boars sekarang keluar dari gua," tulis pernyataan satuan Navy SEAL, yang memimpin penyelamatan, di halaman Facebooknya, seperti dilaporkan Reuters, 11 Juli 2018.
Para penyelam Inggris menemukan 13 korban dalam kondisi lapar dan berkerumun dalam kegelapan di kamar gua yang berlumpur dan sebagian banjir beberapa kilometer di dalam kompleks gua Tham Luang, pada Senin pekan lalu.
Dalam foto tak bertanggal yang diterbitkan oleh Angkatan Laut Kerajaan Thailand pada Selasa, 10 Juli 2018 menunjukkan empat personel Angkatan Laut Thailand SEAL keluar dengan aman setelah misi penyelamatan 13 korban dari gua sejak 23 Juni di Mae Sai, provinsi Chiang Rai, Thailand utara.[Royal Thai Navy melalui AP]
Setelah merencanakan operasi penyelamatan selama berhari-hari bagaimana mengeluarkan korban yang terjebak, misi penyelamatan diluncurkan pada Minggu 8 Juli, ketika empat dari anak laki-laki pertama berhasil dibawa keluar.
Empat lainnya diselamatkan pada Senin 9 Juli dan empat anak laki-laki terakhir beserta pelatih dibawa keluar pada Selasa 10 Juli. Keberhasilan ini diwarnai kesedihan setelah penyelam angkatan laut Thailand gugur pada Jumat 6 Juli saat operasi penyelamatan.
"Saya ingin menyampaikan kepada pelatih ucapan terima kasih karena membantu anak-anak itu bertahan selama ini," kata seorang perempuan desa Chiang Rai dengan mata berkaca-kaca, yang menyaksikan langsung operasi penyelamatan.
Tim penyelamat berjalan menuju pintu masuk ke kompleks gua ketika lima korban masih terperangkap, di Mae Sai, Provinsi Chiang Rai, Thailand utara Selasa, 10 Juli 2018.[AP Photo / Sakchai Lalit]
Kepala misi penyelamatan, Narongsak Osottanakorn, berbicara kepada para awak media setelah misi penyelamatan 17 hari resmi diakhiri dengan iringan tepuk tangan.
"Tidak ada yang berpikir kami bisa melakukannya. Itu adalah dunia pertama," Narongsak Osottanakorn.
Delapan anak laki-laki yang dibawa oleh penyelam pada Minggu dan Senin dalam kondisi yang baik, kata seorang pejabat kesehatan senior, seperti dilansir dari Associated Press. Mereka diberi roti dengan cokelat seperti yang mereka minta.
Jedsada Chokdumrongsuk, sekretaris di Kementerian Kesehatan Umum, mengatakan empat anak laki-laki pertama yang diselamatkan sekarang dapat makan makanan normal, meskipun mereka belum dapat makan hidangan pedas yang disukai oleh banyak orang Thailand. Sementara dua dari anak laki-laki kemungkinan terinfeksi paru-paru tetapi delapan orang sehat.
Baca: Begini Pilihan Evakuasi Remaja Thailand Yang Terjebak di Gua
"Anak-anak adalah pemain sepak bola, jadi mereka memiliki sistem kekebalan yang tinggi. Semua orang bersemangat tinggi dan senang untuk keluar. Tetapi kami akan meminta psikiater untuk mengevaluasi mereka." kata Jedsada.
Setidaknya mereka akan diperiksa selama seminggu sebelum mereka dapat dkeluarkan dari rumah sakit. Untuk saat ini, anak-anak itu ditahan secara terpisah untuk menjaga mereka tetap aman dari infeksi oleh orang luar. Tetapi anggota keluarga telah melihat beberapa anak laki-laki dari balik ruangan kaca.
Jedsada mengatakan mereka tidak yakin jenis infeksi apa yang dihadapi anak laki-laki. Jika tes medis tidak menunjukkan bahaya setelah dua hari, orang tua dapat memasuki daerah isolasi dengan mengenakan pakaian steril, kata pejabat kesehatan masyarakat Thailand, Tosthep Bunthong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini