Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ton ikan mati terdampar di danau dekat sungai Litani Lebanon yang diduga karena pencemaran air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Relawan mengumpulkan bangkai ikan busuk di dekat danau Qaraoun di sungai terpanjang Lebanon, Litani, di mana para aktivis telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang polusi air yang disebabkan oleh limbah dan sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tumpukan sampah hanyut di perairan dekat ikan yang mati, dikutip dari Reuters, 30 April 2021. Kawanan lalat menyebar di dekat waduk dan ribuan ikan membusuk di perairan yang sudah kotor.
"Fenomena ini muncul di tepi danau beberapa hari lalu," kata Ahmad Askar, aktivis setempat. "Ikannya mulai mengapung, dan dalam jumlah yang tidak normal."
Pemandangan Danau Qaraoun di Sungai Litani, Lebanon 29 April 2021.[REUTERS / Mohamed Azakir]
Setidaknya 40 ton ikan telah mati dalam beberapa hari, jumlah yang diklaim Askar dan nelayan di Qaraoun sebagai angka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka meminta otoritas sungai Litani untuk menemukan penyebabnya dan menindak siapa pun yang membuang air limbah ke danau.
Otoritas sungai minggu ini mengatakan bahwa ikan itu beracun dan membawa virus, mendesak orang untuk tidak menangkap ikan di sepanjang Litani karena berisiko bagi kesehatan.
Polusi air mendorong larangan penangkapan ikan di waduk sejak 2018, yang dibuat pada tahun 1959 dengan bendungan besar untuk menampung air pembangkit listrik tenaga air dan irigasi.
Bulan lalu, relawan menyingkirkan gumpalan aspal lengket dari beberapa pantai di sepanjang pantai Lebanon setelah tumpahan minyak yang diperingatkan para pencinta lingkungan akan membahayakan kehidupan laut.
Bencana ekologi adalah insiden terakhir yang menimpa Lebanon setelah mengalami keruntuhan finansial, dan ledakan besar yang menghancurkan pelabuhan Beirut Agustus lalu.
REUTERS