Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Terlambat 1 Menit, Upah Masinis Kereta di Jepang Dipotong

Seorang masinis kereta di Jepang menggugat JR West karena memotong upahnya Rp 7.000 setelah ia terlambat 1 menit.

12 November 2021 | 14.36 WIB

Kereta api supercepat atau biasa disebut maglev, meluncur dengan kecepatan tinggi di Yamanashi Maglev Test Track. Kereta ini dikembangkan oleh Central Japan Railway Co. Yamanashi Prefecture, Jepang, 4 Juni 2015. Kiyoshi Ota/Getty Images
Perbesar
Kereta api supercepat atau biasa disebut maglev, meluncur dengan kecepatan tinggi di Yamanashi Maglev Test Track. Kereta ini dikembangkan oleh Central Japan Railway Co. Yamanashi Prefecture, Jepang, 4 Juni 2015. Kiyoshi Ota/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang masinis kereta di Jepang menggugat perusahaan tempat dia bekerja karena upahnya dipotong 56 yen atau sekitar Rp 7.000. Pemotongan upah karena ia terlambat selama satu menit sehingga kereta yang terkenal sangat tepat waktu itu juga ikut terlambat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Si masinis mengajukan gugatan kepada West Japan Railway atau JR West di awal tahun ini. Denda dijatuhkan pada Juni 2020 yang menyebabkan penundaan jadwal kereta, menurut harian Yomiuri Shimbun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akibat pemotongan upah 56 yen itu, dia menuntut ganti rugi ke JR West sebesar 2,2 juta yen atau setara Rp 274 juta. Ganti rugi sebesar itu karena ian mengaku menderita secara mental.

Keterlambatan terjadi karena masinis saat itu sedang memindahkan memindahkan kereta kosong ke garasi di stasiun Okayama di Jepang barat. Namun ia pergi ke peron yang salah.

Kekacauan itu menyebabkan pergantian masinis terhambat. Kereta pun berangkat dari stasiun dan tiba di depot satu menit lebih lambat dari yang dijadwalkan.

JR West berargumen bahwa pemotongan pantas dilakukan. "Alasan mengapa ini menjadi gugatan adalah perbedaan cara menafsirkan penyebab penundaan," katanya kepada AFP dikutip dari Channel News Asia. Perusahaan menambahkan telah menerapkan aturan tidak bekerja maka tidak dibayar.

Pria yang tidak disebutkan namanya, berpendapat bahwa penundaan itu adalah kesalahan kecil. Dia juga tak seharusnya dianggap tak bekerja.

Sistem kereta api Jepang terkenal efisien dan tepat waktu, dan sering disebut-sebut sebagai contoh jaringan di seluruh dunia. Pada 2017, seorang operator kereta api lokal menjadi berita utama internasional setelah meminta maaf karena menyebabkan kereta terlambat 20 detik.

Baca: Rusia Kembali Izinkan Wanita Jadi Masinis Kereta Bawah Tanah

CHANNEL NEWS ASIA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus