Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pemimpin Zimbabwe Robert Mugabe dirawat di Singapura selama dua bulan terakhir dan tidak lagi bisa berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mugabe, 94 tahun, yang memerintah Zimbabwe selama hampir empat puluh tahun sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1980, dipaksa mengundurkan diri pada November 2017 setelah kudeta militer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa mengatakan kepada pendukung partai ZANU-PF yang berkuasa di Murombedzi, desa asal Mugabe yang berjarak sekitar 100 kilometer barat ibu kota Harare, bahwa Mugabe direncanakan kembali pada 15 Oktober tetapi terpaksa ditunda karena kesehatannya semakin memburuk. Namun Emmerson tidak mengatakan pengobatan apa yang Mugabe diterima Mugabe.
Robert Mugabe akhirnya mengundurkan diri setelah 37 tahun berkuasa di Zimbabwe, pada 21 November 2017. Pengumuman pengunduran diri Mugabe dikeluarkan saat sidang parlemen, menyusul kudeta pemerintah Zimbabwe yang dilakukan oleh militer sejak awal November 2017. Mantan wakil presiden Emmerson Mnangagwa akhirnya menggantikan posisi orang nomor satu di negara tersebut. AFP
"Kami baru saja menerima pesan bahwa dia lebih baik sekarang dan akan kembali pada 30 November. Dia tidak bisa lagi berjalan tetapi kami akan terus merawatnya," kata Mnangagwa.
Selama tahun terakhirnya berkuasa, Mugabe melakukan beberapa perjalanan medis ke Singapura.
Pejabat sering mengatakan dia dirawat karena katarak, menyangkal laporan media lokal yang menyebut Mugabe menderita kanker prostat.
Sebuah kendaraan militer terlihat di sebuah jalan di Harare, Zimbabwe, 16 November 2017. Militer Zimbabwe membantah melakukan kudeta militer, tetapi aksi mereka telah menguasai seluruh gedung pemerintah termasuk lembaga penyiaran nasional. (AP Photo)
Mnangagwa, yang memenangkan pemilihan presiden pada 30 Juni lalu, membenarkan kudeta militer dan menegaskan mantan mentornya Mugabe dikelilingi oleh penjahat seperti klaim pemimpin militer.
Saat kudeta, tentara mengerahkan tank-tanknya ke Harare dan para pemimpin militer mengatakan mereka menargetkan "penjahat di sekitar presiden". Namun Robert Mugabe mengatakan bahwa tindakan tentara telah memaksanya untuk mengundurkan diri sebagai presiden Zimbabwe.