Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Zimbabwe menggelar pemilihan umum pertama kali, Senin, 30 Juli 2018, sejak Presiden Robert Mugabe turun jabatan pada November 2017 setelah berkuasa selama 37 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan kantor berita Reuters, Senin, menyebutkan, pada pesta demokrasi ini, Presiden Emmerson Mnangagwe, 75 tahun, akan berhadapan dengan penantangnya Nelson Chamisa, 40 tahun. Dia seorang pengacara muda dan pastor yang berambisi menjadi presiden Zimbabwe termuda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemimpin oposisi Zimbabwe untuk Perubahan Demokrasi (MDC) Nelson Chamisa memberikan suara dalam pemilihan umum negara di Harare, Zimbabwe, 30 Juli 2018. REUTERS/Mike Hutchings
"Ada peristiwa mengejutkan, Mugabe yang delapan bulan lalu digulingkan oleh militer dalam kudeta tak berdarah, tampil di depan publik pada malam pemilihan. Dia menyatakan akan mendukung Chamisa, sebaliknya melawan bekas sekutunya," tulis Reuters.
"Saya tidak akan memilih pengganti saya Emmerson Mnangagwa pada pemilu kali ini. Saya tidak bisa memilih orang-orang yang menyiksa saya," ucapnya seperti dikutip Daily Post. Dia menambahkan, "Saya tidak pernah berpikir, Mnangagwa akan menjadi lelaki yang kembali melawan saya."Seorang pemilih Zimbabwe memberikan suaranya dalam pemilihan umum negara di Harare, Zimbabwe, 30 Juli 2018. REUTERS/Mike Hutchings
Pemilihan umum Zimbabwe dimulai pada pukul 07.00 pagi waktu setempat atau (05.00 GMT) dan akan berakhir pada pukul 19.00 waktu setempat.
"Ini hari bersejarah bagi rakyat Zimbabwe," kata Fabian Matsika, seorang satpam yang bangun tidur pada pukul 04.30 pagi untuk menuju tempat pemungutan suara di pinggiran ibu kota. "Saya akan memilih Chamisa sebab dia akan membuat perubahan. Chamisa bakal dapat dukungan kaum muda. Besok kami akan memiliki seorang presiden baru."