Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendapat

Pencitraan IKN, Jurnalis Vs Influencer

Tindakan Jokowi mengundang influencer media sosial ke IKN dapat dilihat sebagai upaya pembohongan publik. 

5 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Sebelum konten para pemengaruh media sosial berseliweran, kita mendengar dan menyaksikan banyak kabar buruk soal IKN.

  • Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak pihak menjadi sulit membedakan konten dalam platform online.

  • Ketika Jokowi mengajak para pemengaruh datang ke IKN, kita melihat adanya upaya pengaburan atas realitas.

AKHIR Juli 2024, Presiden Joko Widodo mengajak sejumlah influencer dan content creator pergi mengunjungi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN). Tak lama setelah itu kita segera melihat bagaimana kehadiran para pemengaruh di media sosial dan kreator konten tersebut memberikan "warna lain" terhadap citra pembangunan IKN selama ini. 

Aneka puja-puji dan keceriaan tergambar dari wajah para pemengaruh tersebut dalam berbagai konten yang tersebar lewat media sosial. Padahal, sebelum konten-konten itu berseliweran, kita mendengar dan menyaksikan banyak kabar buruk soal pembangunan IKN: target pembangunan yang tak tercapai, mundurnya ketua dan wakil ketua Otorita IKN, nihilnya minat investor asing di IKN, penyingkiran masyarakat adat, sulitnya air bersih, serta banyak masalah lainnya. 

Masuk untuk melanjutkan baca artikel iniBaca artikel ini secara gratis dengan masuk ke akun Tempo ID Anda.
  • Akses gratis ke artikel Freemium
  • Fitur dengarkan audio artikel
  • Fitur simpan artikel
  • Nawala harian Tempo

Dialektika Digital merupakan kolaborasi Tempo bersama KONDISI (Kelompok Kerja Disinformasi di Indonesia). KONDISI beranggotakan para akademikus, praktisi, dan jurnalis yang mendalami dan mengkaji fenomena disinformasi di Indonesia. Dialektiga Digital terbit setiap pekan.

Redaksi menerima tulisan opini dari luar dengan syarat: panjang sekitar 5.000 karakter (termasuk spasi) atau 600 kata dan tidak sedang dikirim ke media lain. Sumber rujukan disebutkan lengkap pada tubuh tulisan. Kirim tulisan ke e-mail: [email protected] disertai dengan foto profil, nomor kontak, dan CV ringkas.

Ignatius Haryanto

Pengajar jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara, Banten. Anggota KONDISI (Kelompok Kerja Disinformasi di Indonesia), dan anggota Kaukus Revisi UU Penyiaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus