Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI sebuah warung sop tengklèng di kawasan Manahan, Solo, saya ngobrol dengan Daru tak lama setelah kenduri mantu Presiden pada November lalu. "Populis!" komentarnya singkat tentang hajatan itu. Lho, populis bagaimana? Bukankah "populis" itu istilah politik? Belakangan, populis atau populisme menjadi sorotan publik lantaran dianggap sebagai ancaman terhadap tatanan demokrasi. Istilah populis atau populisme, dalam wacana itu, mencakup golongan orang, pikiran, gerakan, dan paham populer yang berwatak intoleran. Itu sebabnya, bagi penjunjung demokrasi, populisme dinilai berbahaya bagi keberagaman dan patut diwaspadai.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo