Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta masih terus melakukan sosialisasi. Selain itu mereka juga mempersiapkan tim suksesnya masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketua tim pemenangan menjadi sosok yang diperhitungkan kehadirannya, karena berhubungan dengan strategi untuk meraih suara yang tinggi dalam pemilihan kepala daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta mengusung tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Mereka di antaranya adalah Ridwan Kamil-Suswono; Pramono Anung-Rano Karno; dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Ridwan Kamil-Suswono disokong oleh banyak partai politik yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus). Sedangkan Pramono Anung-Rano Karno didukung PDI Perjuangan dan Hanura. Lalu, Dharma-Kun dari kalangan calon independen alias tanpa dukungan partai politik.
Adapun untuk ketua tim pemenangannya, Ridwan Kamil mengusung Ahmad Riza Patria, Pramono Anung mengusung Lies Hartono alias Cak Lontong, dan Dharma Kun mengusung Siti Fadilah Supari.
Rekam Jejak Ketua Tim Pemenangan Pilgub Jakarta
Ahmad Riza Patria
Dikenal juga sebagai Ariza, merupakan politikus partai Gerindra yang pernah menjabat wakil gubernur DKI Jakarta pada 15 April 2020 hingga 16 Oktober 2022. Untuk saat ini, Ariza diamanahkan sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.
Sebelum menjadi wakil gubernur, Ariza pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Gerindra selama dua periode, yakni 2014-2019 dan 2019-2024. Periode pertama, Ariza diamanahkan sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR. Dia berasal dari daerah pemilihan Jawa Barat V dengan perolehan suara 23.991 dalam Pemilu 2014 tersebut.
Kiprah dalam keorganisasian, Ariza juga aktif sebagai ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia periode 1999-2002. Magister dari Institut Teknologi Bandung ini berasal dari Banjarmasin 1969 silam.
Riza Patria sebelumnya sempat mencalonkan diri sebagai wali kota Tangerang Selatan bersama komika Marshel Widianto. Namun menjelang pendaftaran, Riza dan Marshel mengundurkan diri dari pencalonan meski saat itu mereka telah mengantongi rekomendasi dari beberapa partai di Koalisi Indonesia Maju.
Riza saat itu mengaku akan mendapat penugasan khusus dari Partai Gerindra. Kini ia mengaku telah ditelepon oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad untuk menjadi ketua tim sukses pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Ridwan Kamil mengatakan, pemilihan ketua tim sukses telah mengerucut ke Riza Patria dan akan diumumkan hari ini.
"Pertimbangannya beliau mantan wakil gubernur. Paham peta Jakarta baik geografis, demografis dan peta politik di Jakarta. Tetapi, tunggu pengumuman resminya ya," kata Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.
Lies Hartono alias Cak Lontong
Penikmat siaran Waktu Indonesia Bercanda, mengenal Lies Hartono sebagai Cak Lontong. Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu memulai kariernya sebagai pelawak tunggal, presenter dan aktor. Ketimbang sepak terjangnya di dunia politik, Cak Lontong lebih dikenal masyarakat sebagai komedian.
Dia menjadi bintang tamu di banyak acara komedi tanah air, mulai dari Stand Up Comedy Show, hingga terpilih sebagai panelis di Indonesia Lawak Klub. Cak Lontong pernah menjadi bintang tamu di sejumlah stasiun televisi, mulai dari SCTV, Indonesia, Global TV, NET, Metro TV, TVRI, ANTV, Trans7, Trans TV, RCTI, Jak TV, iNews dan masih banyak lagi yang lain.
Tahun lalu, Cak Lontong mendapatkan penghargaan sebagai nominasi pada kategori komedian terfavorit Indonesia Comedy Awards. Untuk program digital terbarunya saat ini, bisa dikunjungi di LOL Indonesia: Yang Ketawa Kalah.
Siti Fadilah Supari
Siti Fadilah ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan Indonesia ke-15, masa jabatan 21 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2009, pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Siti Fadilah merupakan dosen dengan spesialisasi ahli jantung.
Siti Fadilah menamatkan studinya di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1972. Pada 1987, ia menerima gelar master atau S2 untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, ia menerima gelar doktor S3 dari Universitas Indonesia.
Sebelum menjadi menteri, Siti Fadilah menjadi dosen tamu di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Pasca Sarjana Epidemiolog, Universitas Indonesia. Dia juga sekaligus mengajar di Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, atau Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia.
Setelah purna tugas menjadi menteri kesehatan, dia diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada 25 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014.