Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Bakar Semangat Lewat Orasi, Begini Peran Bung Tomo dalam Pertempuran 10 November

Bung Tomo merupakan salah satu pejuang dalam pertempuran 10 November. Melalui orasinya, ia mampu membakar semangat arek-arek Suroboyo melawan Sekutu.

9 November 2021 | 16.06 WIB

dok. Indonesia Merdeka
material-symbols:fullscreenPerbesar
dok. Indonesia Merdeka

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran 10 November 1945 adalah salah satu pertempuran paling membara dalam sejarah kemerdekaan Indonesia dan tak lepas dari campur tangan Bung Tomo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sutomo yang disebut sebagai Bung Tomo merupakan salah satu pejuang dalam kemerdekaan Indonesia, termasuk dalam pertempuran 10 November. Dalam pertempuran itu, ia memiliki peran yang sangat krusial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Peran utama Bung Tomo adalah orasi dia yang membakar rakyat untuk memberikan perlawanan," kata sejarawan Rushdy Hoesein, seperti dikutip dari laman Tempo, Senin, 9 September 2015. Tak heran, potret Bung Tomo yang paling fenomenal adalah saat berorasi dengan jari menunjuk.

Dilansir dari buku "Pekik Takbir Bung Tomo: Perjalanan Hidup, Kisah Cinta, & Perjuangannya" karya Fery Taufiq (2020), Bung Tomo sempat melakukan perjalanan ke Jakarta pada Oktober 1945. Di situlah ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bendera Belanda telah berkibar di tangsi-tangsi militer bekas kedudukan Jepang.

Saat itu ternyata Soekarno-Hatta memilih jalan diplomasi karena pasukan Indonesia minim persenjataan dan tidak berdaya. Melihat kondisi semacam ini, Bung Tomo tidak ingin sifat pesimisme menyebar ke Surabaya. 

Ia tak kenal negosiasi kalau sudah berurusan dengan penjajah. Akhirnya, ia pun bergegas kembali ke Surabaya. 

Ia membulatkan tekad untuk membakar semangat arek-arek Suroboyo melalui orasinya. Bung Tomo melakukan orasinya melalui Radio Pemberontakan yang terletak di Jalan Mawar, Surabaya. 

Sejak Oktober hingga November 1945, agitasi dan propaganda Bung Tomo jadi asupan setiap hari bagi arek-arek Suroboyo. Tiap pukul setengah enam sore, orasinya selalu ditunggu. 

Rusdhy Husein mengatakan, orang-orang bahkan menyemut di sekitar tiang-tiang pengeras suara yang tersebar di berbagai sudut Surabaya. Kala berorasi, suara Bung Tomo menggelegar dan memenuhi Kota Surabaya.

Melalui orasinya, Bung Tomo mampu membakar semangat arek-arek Suroboyo dan menumbuhkan rasa perjuangan dalam darah mereka. Pertempuran 10 November pun meletus, menjadi pertempuran pertama melawan pasukan asing pasca kemerdekaan dengan kemenangan di tangan Indonesia.

AMELIA RAHIMA SARI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus