Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Benny Kabur Harman, Pertarungan Ketiga di Pilgub NTT

Benny Kabur Harman telah tiga periode menjadi anggota DPR RI dengan daerah pemilihan NTT.

2 Maret 2018 | 17.21 WIB

Benny Kabur Harman. TEMPO/Andika Pradipta
Perbesar
Benny Kabur Harman. TEMPO/Andika Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Senin, 5 Februari 2018, mantan anggota Komisi Hukum DPR Benny Kabur Harman mengundurkan diri sebagai anggota DR RI periode 2014-2019. Langkah ini ia ambil demi menjadi calon gubernur Nusa Tenggara Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Hari ini saya berhenti dari jabatan saya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI karena ingin fokus dalam Pilgub 2018," kata Benny saat menyampaikan pengunduran dirinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politikus Partai Demokrat ini mengaku berani mundur setelah mendapat restu dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya maju untuk mensejahterakan masyarakat NTT," kata dia. Anggota dewan tiga periode ini pun menyebut langkahnya ini sebagai pulang kampung.

Pemilihan gubernur kali ini akan menjadi pilgub ketiga bagi Benny. Putra daerah Flores ini, pertama kali maju di pilgub NTT 2008 bersama Alfred Kase. Pasangan ini hanya sebatas bakal pasangan calon karena dukungan dari partai pengusung tak memenuhi syarat minimal 15 persen DPRD NTT.

Pada pilgub 2013, Benny kembali maju dan berpasangan dengan Wilem Nope. Sayangnya pasangan ini hanya mendapatkan 10 persen suara sehingga gagal merebut tahta kursi nomor 1 NTT.

Di pilgub NTT 2018, Benny belum kapok dan maju bersama Benny A Litelnoni, wakil gubernur inkumben. Pasangan ini mendapat dukungan dari Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Ia tampak lebih percaya diri karena telah menjadi anggota DPR selama tiga periode. Benny juga telah cukup dikenal sebagai aktivis dan peneliti hukum.

Memang, sebelum menjadi anggota dewan, Benny yang meraih gelar doktor di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, aktif dan bergabung di sejumlah lembaga penelitian hukum, Misalnya di Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) (1996), SETARA Institute for Democracy (2006) dan Wakil Presiden South-East Asian Parliamentarian Forum Against Corruption (2005-2010). Ia juga tercatat pernah menjadi jurnalis.

Benny mulai terjun ke politik pada 2004 saat bergabung dengan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Partai ini pula yang pertama kali mengantarkannya ke Senayan. Setelahnya, Benny dua kali menjadi anggota DPR bersama Partai Demokrat.

Saat menjadi anggota DPR ini, Benny pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi Demokrat dan Ketua Komisi Hukum. Ia juga beberapa kali menjadi anggota panitia khusus sejumah RUU seperti RUU Pemilu, RUU Perlindungan Saksi dan Korban serta RUU KUHP.

Ia pun yakin untuk kembali maju di pilgub dengan niat membawa kesejahteraan bagi warga NTT karena selama ini, provinsi di timur Indonesia ini dikenal sebagai provinsi termiskin. "Bagaimana masyarakat NTT agar dapat meningkatkan SDM dan meningkatkan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat NTT," ujarnya.

Pasangan Benny-Benny dengan slogan Harmoni ini akan bertarung melawan tiga pasangan cagub NTT lainnya, yaitu Esthon L Foenay-Christian Rotok (Partai Gerindra dan PAN), Marianus Sae-Emmilia Nomleni (PDIP dan PKB) dan Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi (Nasdem, Golkar, dan Hanura).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus