Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Dialog Kebangsaan Tempo, Lukman Hakim: Sosok Kreatif Isi BPIP

Menteri Agama Kabinet Indonesia Bersatu II dan Kabinet Indonesia Kerja, Lukman Hakim Saifuddin, menilai perlu adanya inovasi yang besar di dalam BPIP.

22 Juli 2020 | 02.25 WIB

Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, seusai memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 15 November 2019. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, seusai memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 15 November 2019. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Agama Kabinet Indonesia Bersatu II dan Kabinet Indonesia Kerja, Lukman Hakim Saifuddin, menilai perlu adanya inovasi yang besar di dalam tubuh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila alias BPIP.

Lukman mengatakan jika ingin Pancasila benar-benar membumi, BPIP harus berbenah dari dalam lembaga sendiri. Agar dapat lebih kreatif dalam menyampaikan pesan Pancasila.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"PR besar BPIP adalah bagaimana BPIP diisi oleh orang-orang kreatif, orang yang memang tak hanya menguasai konten, substansi kelima sila, tapi juga yang punya kreatifitas tinggi mentransformasikan itu," kata Lukman dalam Dialog Kebangsaan Tempo, Selasa, 21 Juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lukman mengatakan sebagai negara dengan kondisi geografis yang luas dan populasi yang sangat besar, BPIP perlu hadir untuk mensosialisasikan Pancasila sebagai faktor yang merangkai, merajut, dan menjalin keragaman budaya Indonesia. Yang menjadi tantangan saat ini, adalah bagaimana menyampaikan pesan ini kepada kaum milenial yang jumlahnya semakin besar.

"Bayangan saya, di BPIP itu diisi oleh kalangan budayawan, seniman, anak muda. Anak-anak penuh kreatifitas tinggi yang kemudian bisa menerjemahkan Pancasila itu dalam konteks kekinian," kata Lukman.

Lukman mengatakan BPIP harus dapat melihat bahwa metode sosialisasi lewat dialog yang terkesan indoktrinasi, sudah tak akan lagi masuk ke generasi milenial. Ia menyebut anak muda sudah tak lagi menerima pola diceramahi untuk meresapi sebuah nilai.

"Harus digali dari mereka sendiri. Mereka punya caranya sendiri melihat realitas," kata Lukman Hakim lagi.

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus