Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Dokter Tirta Minta Kemenkes Bantu Tangani 5 Isu soal Covid-19

Dokter Tirta menyarankan agar pemerintah menggencarkan edukasi dan sosialisasi melalui televisi lokal ke masyarakat.

9 Agustus 2020 | 18.39 WIB

Dokter Tirta memberikan keterangan saat memperkenalkan kolaborasinya bersama Holywings, di Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020. Dalam proses pembuatan merchandise, dokter Tirta dan Holywings turut menggandeng pekerja UMKM yang usahanya terdampak pandemi Covid-19. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Dokter Tirta memberikan keterangan saat memperkenalkan kolaborasinya bersama Holywings, di Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020. Dalam proses pembuatan merchandise, dokter Tirta dan Holywings turut menggandeng pekerja UMKM yang usahanya terdampak pandemi Covid-19. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter yang juga pengusaha dan influencer, Tirta Mandira Hudhi atau akrab disapa Dokter Tirta, meminta Kementerian Kesehatan membantu menangani isu yang berkembang terkait Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Saya harap Kemenkes juga bisa membantu menenangkan isu di masyarakat, terutama bekerja sama dengan instansi terkait,” kata Tirta dalam diskusi webinar, Ahad, 9 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tirta mengatakan, setidaknya ada lima isu yang berkembang di masyarakat. Pertama, kenapa pemerintah memberlakukan rapid test, padahal memiliki false negatif dan positif yang tinggi. Kedua, kenapa isu konspirasi dibiarkan merajalela.

Ketiga, masyarakat bertanya kejelasan tentang sekolah. Keempat, masyarakat ingin tahu kapan Covid-19 berakhir dan tentang vaksin. Kelima, masyarakat mempertanyakan penentangan obat herbal, namun Kementerian Pertanian membuat kalung antivirus Corona.

Menurut Tirta, saat ini banyak anak muda yang sok antimainstream dan kerap mengemukakan informasi yang salah. Misalnya, musisi dan Youtuber, Anji, yang belakangan menuai kontroversi setelah menyebut Covid-19 tidak berbahaya dan wawancara dengan orang yang mengklaim menemukan obat Covid-19.

Hal ini, kata dia, terjadi karena mereka dalam posisi tertekan, khususnya dialami kaum pekerja informal. “Masyarakat dalam fase komunikasi, kalau dalam psikologi itu defensif, denial, skeptis. Akhirnya timbul pemikiran dari masyarakat, ‘saya di rumah enggak ngapa-ngapain, Covid-19 nambah terus’,” ujarnya.

Tirta pun menyarankan agar pemerintah menggencarkan edukasi dan sosialisasi melalui televisi lokal ke masyarakat. Sosialisasi juga melibatkan para relawan dari berbagai latar belakang. Serta menjembatani komunikasi para pekerja sektor informal dengan DPR.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus