Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Eksklusif Wawancara Tempo dengan Anas Urbaningrum (1)

Tempo mendapat kesempatan berbincang dengan Anas Urbaningrum dari dalam Lapas Sukamiskin.

10 April 2023 | 11.36 WIB

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum berdiskusi dengan penasehat hukumnya sebelum mengikuti sidang lanjutan Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis 26 Juli 2018. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Perbesar
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum berdiskusi dengan penasehat hukumnya sebelum mengikuti sidang lanjutan Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis 26 Juli 2018. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO.Bandung - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum akan menghirup udara bebas pada Selasa, 11 April 2023. Terpidana kasus korupsi Hambalang itu akan menjalani masa Cuti Menjelang Bebas (CMB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Beberapa hari sebelum keluar penjara,  jurnalis Tempo, Ayu Cipta, berkesempatan  berbincang santai dengan Anas  di Lapas Sukamiskin Bandung  Jawa Barat. Selama 49 menit percakapan diselingi gelak tawa dan humor segar. Sesekali  Anas Urbaningrum membenarkan kacamata dan  mengelus lengannya. Berikut petikannya:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo (T): Apa kabar Mas Anas?

Anas Urbaningrum (A): Alhamdulillah, selesai mandi.

T: Bagaimana ibadah puasa selama di Lapas Sukamiskin?

A:  Ya tadarus. Di sini kalau Ramadan jadi masjid paling sibuk di dunia. Sehari-hari   masjid penuh ramai jamaah, Ramadan  ada tambahan sholat tarawih dan tadarus.

T: Sebentar lagi anda akan keluar dari Lapas Sukamiskin, apa rencana berikutnya ?

A: Sudah lama nggak tahu dunia luar, penyesuaian ngecek dulu aspal di luar masih hitam atau enggak. Bedain dulu  udara luar  dan udara di dalam. Kalau  dihirup beda atau tidak. (Disusul tawa)

Yang pasti sowan sungkem  sama ibu ke Blitar Jawa Timur. Kegiatan, apalagi  masih Ramadan ya kumpul-kumpul keluarga. Nanti kembali ke Jakarta sebelum lebaran. Suasana masih Ramadan  ya bukber (buka puasa bersama).

T: Keluarga, anak dan istri apakah setiap akhir pekan berkunjung?

A: Anak-anak  kalau libur, kan mereka  sekolah. Ya istri yang datang, keluarga inti tapi tidak setiap pekan.

T:  Siapa saja sahabat-sahabat paling rajin datang?

A: Tidak ada yang paling rajin. Politisi Jakarta. Saya nggak hitung saking banyaknya, nanti dikira mengumpulkan  suara. (Anas tertawa lepas)

Ya kawan-kawan dari lintas partai . Ada kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam,  lalu ada adik-adik Kelompok Cipayung Plus. Pas acara di Bandung mereka  mampir. Ajak diskusi, cari patner. Kalau ngobrol dengan orang di luar (penjara) mungkin bosan ya,  dengan orang di dalam (penjara).

Selanjutnya, Anas bercerita soal kegiatannya selama di Lapas Sukamiskin

T: Selama di Lapas Sukamiskin,  kami dengar anda menulis buku?

A: Ada catatan-catatan. Nanti dilihat ya.  Apakah bermanfaat untuk diketahui orang banyak

T: Sudah berapa lembar catatan-catatan yang sudah ditulis? Berisi  tentang apa saja, apakah pandangan, pikiran atau pengalaman selama  di Lapas?

A: Saya nggak ngitung catatan, ada hal menarik saya tulis di  kertas. Isinya ya  pemikiran memandang dunia, agar tidak terputus  dari dunia luar.

Secara fisik saya terputus dari dunia luar dibatasi gerak oleh pintu  penjara. Namun pikiran dan gagasan harus hidup. Informasi dari luar  harus dicerna, dipahami, ditafsirkan sehingga  tidak  terputus dari dinamika kehidupan  di luar tembok lapas.

Informasi  dari luar itu  ya kami dapat  dari menonton televisi, membaca buku selain cerita dari kawan-kawan  yang  datang mampir membesuk saya. Saya tetap mengikuti berita  politik, berita sosial dan  perkembangan  masyarakat.

T: Catatan itu pernah diunggah di media sosial?

A: Kadang saya menulis  catatan  diunggah oleh admin. Tapi jadi panjang urusan yang repot petugas,  klarifikasi. Padahal itu sudah jelas yang unggah admin, tanggal dan lokasinya juga jelas misalnya Depok, Jakarta Selatan.  Tapi masih tetap dituding kok itu di dalam bisa bermain medsos.

Saya bahkan praktekan buka akun tweeter pakai handphone  petugas. Ya gak bisa saya nulis, cuma baca bisa. Nah kalau dulu memang saya sendiri yang pegang, nanti kalau sudah di luar (penjara) saya pegang sendiri (media sosial-nya).

T: Buku  apa saja  yang anda baca selama di dalam Lapas Sukamiskin?

A: Bacaan -bacaan yang ada di perpustakaan. Di sini  disediakan perpustakaan sebagai kewajiban Lapas menyediakan fasilitas  bagi warga binaan. Tentu ini berguna bagi orang seperti  saya agar tidak  kesepian. Setidaknya membaca buku membantu  membunuh waktu. Buku-buku  lama dibaca ulang. Kalau buku baru biasanya dibawakan  keluarga juga kawan-kawan, sahabat-sahabat  saya yang mampir datang ke sini.

T: Terbaru buku apa yang Anda baca?

A: Buku tentang masyarakat madani merupakan pidato Anwar Ibrahim (Perdana Menteri Malaysia) Membangun Negara Madani.

T: Selain membaca dan menulis, apakah saja aktivitas yang anda lakukan selama di Lapas?

A: Paling olahraga fisik dan olahraga  batin.  Dulu badminton.  Tapi karena jatuh, lutut operasi. Dokter melarang loncat-loncat, bukan melarang badminton ya. Tapi olahraga  badminton  mana mungkin tidak loncat, ya sudah sekarang  jogging saja setiap pagi.

Kalau olahraga batin ya  membaca sekaligus mengisi nutrisi pikiran, nutrisi gagasan. Ya buku, seperti kembali ke kampus memacari buku.  Kalau  macari di sini kan cowok semua. Hahahahaha.

Bukan berarti tidak terasa lama di sini ya terasa banget (lamanya). Makanya dengan baca buku mencari keseimbangan menjaga kesehatan dan kewarasan. Hahahahaha

Selanjutnya, Anas Urbaningrum bercerita soal interaksinya dengan tahanan lain

T: Bagaimana interaksi Anda  dengan Warga Binaan Tipikor lainnya  seperti Setya Novanto (eks Ketua DPR RI yang tersangkut kasus korupsi e-KTP)?

A: Ya pergaulan sehat, say hello, kalau ketemu ngopi bareng.

T: Apakah  ngobrol tentang politik?

A: Nggak mungkin nggak ngobrolin politik. Sebagian besar di sini politisi,  ada kepala daerah, pejabat ya pasti kalau ada berita televisi ngobrol ringan ngalor ngidul. Untuk tidak kehilangan perspektif.

Yang boleh dirampas kemerdekaan  untuk sementara  waktu. Tidak ada yang tidak, masing-masing mencintai negerinya. Memang hak politik dipilih menjadi pejabat publik dicabut.  Tetapi  hak memilih, kebebasan serikat, berkumpul  kan masih ada. 

T: Kalau sudah di luar, nggak kangen balik kan?

A: Di sini kawan-kawan ada komunitas. Para tipikor itu mengajar. Ada eks Bupati Temanggung  Pak Totok (Totok Ary Prabowo, Bupati Temanggung periode 2003-2006) yang mengajar bahasa Inggris. Ada Pak Ahmad Fathonah (Ahmad Fathonah pengusaha yang terkena kasus suap impor daging sapi) yang mengajar bahasa Arab. Itu juga untuk  upgrade  supaya tidak ketinggalan.

Macam-macam kegiatan seperti pelatihan dakwah, pelatihan menjadi imam. Yang paling tinggi levelnya kajian filsafat islam. Banyak yang ketika masuk (penjara)  ngaji aja Alif Ba Ta belum lancar begitu keluar (lapas) sudah fasih membaca Alquran.

Apalagi Ramadan  seperti  ini, biasanya 10 hari terakhir  itikaf di masjid. Dan itu dibolehkan, kreasi  kebijakan yang  tinggi  nilainya alias mahal nilainya. (Anas tertawa). Tapi tentu kami tetap diawasi. Kegiatan positif  tentu dibolehkan.

Anas Urbaningrum divonis hukuman 8 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3 bulan kurungan. Tak hanya itu, Anas juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp 57,59 miliar dan 5,26 juta dolar AS sebab terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek Hambalang dan sejumlah proyek lainnya.

Anas dinilai terbukti menerima suap hingga melakukan tindak pidana pencucian uang dalam proyek Wisma Atlet Hambalang dan sejumlah proyek lainnya. Dia disebut menerima suap berupa mobil Toyota Harrier, Toyota Vellfire, pelayanan survei gratis, serta yang senilai Rp 116,525 miliar, dan USD 5,261 juta dari proyek-proyek pemerintah yang dibiayai APBN. Proyek ini dikerjakan oleh Permai Grup yang merupakan perusahaan milik mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Selain Anas Urbaningrum dan Nazaruddin, kasus ini juga menyeret sejumlah kader Partai Demokrat lainnya seperti Anggota DPR RI  Angelina Sondakh dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. 

Bersambung 

Ayu Cipta

Bergabung dengan Tempo sejak 2001, Ayu Cipta bertugas di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro ini juga menulis dan mementaskan pembacaan puisi. Sejumlah puisinya dibukukan dalam antologi bersama penyair Indonesia "Puisi Menolak Korupsi" dan "Peradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus