Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Jokowi Ingin Sensus Pertanian Tiap 5 Tahun, Anggap 10 Tahun Terlalu Lama

Jokowi mengakui saat ini data soal lahan pertanian hingga pupuk masih sering tidak siap dan akurat.

15 Mei 2023 | 10.57 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno (keempat kiri) menanam bibit pohon kelapa genjah bersama petani di lahan pertanian Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis 11 Agustus 2022. Pemerintah menargetkan penanaman satu juta batang kelapa genjah di beberapa daerah di Indonesia dengan memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif sebagai upaya membangun ketahanan pangan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Perbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno (keempat kiri) menanam bibit pohon kelapa genjah bersama petani di lahan pertanian Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis 11 Agustus 2022. Pemerintah menargetkan penanaman satu juta batang kelapa genjah di beberapa daerah di Indonesia dengan memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif sebagai upaya membangun ketahanan pangan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginginkan sensus pertanian dilakukan setiap 5 tahun sekali karena biaya yang dikeluarkan sebenarnya tidak terlalu besar sekitar Rp 3 triliun saja. Keinginan ini disampaikan Jokowi menjelang pelaksanaan sensus pertanian 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pelaksanaan sensus pertanian terakhir dilakukan 10 tahun yang lalu yaitu pada 2013. Bagi Jokowi, jangka waktu ini terlalu lama. Sebab kondisi terus berubah setiap tahun, akan tetapi keputusannya masih memakai data 10 tahun yang lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bagaimana saya bisa memutuskan sebuah kebijakan kalau datanya tidak akurat dan paling terupdate terkini," kata Jokowi saat membuka pelaksanaan sensus pertanian di Istana Negara, Jakarta, Senin, 15 Mei 2023.

Jokowi mengakui saat ini data soal lahan pertanian hingga pupuk masih sering tidak siap dan akurat. Itulah sebabnya dia menilai sensus pertanian ini begitu penting karena melibatkan hajat hidup orang banyak. 

"Sehingga butuh akurasi kebijakan dan akurasi kebijakan butuh akurasi data. Kalau sudah kita putuskan pupuk subsidi, katakanlah 9 juta ton. Itu kan dari data memutuskan itu, tapi di lapangan banyak yang petani berteriak, pak pupuk enggak ada?" kata Jokowi.

Masalah ini, kata dia, bisa saja muncul karena sebenarnya yang kebutuhan pupuk subsidi bukan 9 juta ton, melainkan 13 juta ton. "Oleh karena itu saya mendukung sekali pelaksanaan sensus pertanian tahun 2023 ini," kata kepala negara.

Jokowi berharap sensus ini betul-betul menghasilkan data yang terkini akurat dan terpercaya. Jokowi pun meminta seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian menyukseskan sensus ini yang nanti dilaksanakan dari 1 Juni sampai 30 Juli.

"Artinya 2 bulan selesai dan setelah itu kita mendapatkan sebuah data yang akurat dan berkualitas," ujar Jokowi.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus