Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jokowi Tegaskan Pemerintah Akan Terus Genjot Testing dan Tracing Covid-19

Jokowi menyebut jumlah testing harian di Indonesia sudah memenuhi standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

21 Februari 2021 | 11.04 WIB

Presiden Jokowi usai meresmikan Bendungan Tapin di Desa Pipitak Jaya, Kalimantan Selatan, Kamis, 18 Februari 2021. Pembangunan bendungan yang diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi hingga ke lahan-lahan sawah milik petani tersebut dilakukan dalam lima tahun pengerjaan dengan biaya mencapai Rp986,5 miliar. BPMI Setpres/Lukas
Perbesar
Presiden Jokowi usai meresmikan Bendungan Tapin di Desa Pipitak Jaya, Kalimantan Selatan, Kamis, 18 Februari 2021. Pembangunan bendungan yang diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi hingga ke lahan-lahan sawah milik petani tersebut dilakukan dalam lima tahun pengerjaan dengan biaya mencapai Rp986,5 miliar. BPMI Setpres/Lukas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini pemerintah terus menggenjot testing dan tracing kasus Covid-19 di masyarakat. Sejumlah hal, kata Jokowi, masih perlu dibenahi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Untuk testing, Jokowi mengatakan pemerintah masih perlu mengefektifkan tes yang dilakukan. Saat ini, ia mengatakan masih kerap terjadi testing yang tak tepat sasaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada satu orang yang dites sampai 10 kali, misal karena harus sering ketemu saya. Itu dites terus. Sebetulnya bukan itu. Tes itu yang sasaran betul," kata Jokowi dalam dialog dengan para pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Februari 2021, dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden pada Sabtu, 20 Februari 2021.

Sebenarnya, ia menyebut jumlah testing harian di Indonesia ini sudah memenuhi standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 38 ribu. Bahkan Indonesia sering melakukan testing hingga 70 ribu. Namun efektivitasnya masih perlu ditingkatkan lagi.

"Jangan sampai hanya di DKI saja. Mestinya di semua provinsi itu standarnya standar WHO," kata Jokowi.

Sedangkan untuk urusan tracing, Jokowi mengatakan masih ada pekerjaan rumah besar untuk menambah jumlah tracer di lapangan. Ia menyebut jumlah tracing yang dilakukan di Indonesia masih sangat jauh di bawah standar.

"Karena tracer yang benar, kita baru memiliki 5 ribu. Padahal standar kita yang bener itu minimal 50 ribu. Yang kurang-kurang ini yang ingin kita kejar terus," kata Jokowi.

Ia mengatakan untuk tracer umum, sebenarnya jumlahnya sudah cukup banyak bahkan bisa mencapai 100 ribu orang. Namun Jokowi mengatakan mereka bukan tracer yang sesuai standar.

"Kita kan kadang-kadang tracingnya itu hanya nyegat di jalan. Nah itu udah gak pas betul. Hal-hal seperti ini yang saya sampaikan bolak-balik. Ini ada hal gak benar yang harus diluruskan," kata Jokowi.

Karena itu, ia mengatakan belakangan anggota TNI-Polri telah dilibatkan untuk untuk ikut menjadi tracer. Pelatihan pun telah diberikan pada mereka dari Kementerian Kesehatan. Jokowi berharap dengan ini kebutuhan akan tracer bisa terpenuhi dan jumlah tracing di lapangan bisa meningkat.

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus