Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jokowi Tetapkan Rohana Kudus Jadi Pahlawan Nasional

Penobatan gelar Pahlawan Nasional itu akan dilakukan dalam acara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara pada tanggal 8 November 2019.

7 November 2019 | 14.00 WIB

Presiden Joko Widodo meletakkan karangan bunga ketika menjadi inspektur upacara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Sabtu 10 November 2018. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Joko Widodo meletakkan karangan bunga ketika menjadi inspektur upacara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Sabtu 10 November 2018. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial Republik Indonesia menetapkan Rohana Kudus atau Ruhana Kuddus, jurnalis perempuan pertama asal Sumatera Barat, sebagai Pahlawan Nasional tahun 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Hal ini ditetapkan berdasarkan pertemuan Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Joko Widodo pada 6 November 2019 lalu. Ada pula Surat Menteri Sosial Rl nomor :23/MS/A/09/2019 tanggal 9 September 2019 perihal usulan calon Pahlawan Nasional tahun 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Usulan itu mendapatkan persetujuan untuk dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2019, atas nama Almarhumah Ruhana Kuddus," kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Pepen Nazaruddin melalui keterangan tertulis, Kamis 7 November 2019.

Rencananya, penobatan gelar itu akan dilakukan dalam acara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara pada tanggal 8 November 2019. Kemensos turut mengundang Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, dan juga sejumlah ahli waris dari Ruhana Kuddus.

Berdasarkan penelusuran Tempo, Ruhana Kuddus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam 20 Desember 1884. Pada 1911, Ruhana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang.

Sembari aktif di bidang pendidikan yang disenanginya, Ruhana juga menulis di surat kabar perempuan, Poetri Hindia. Ketika dibredel pemerintah Belanda, Ruhana berinisiatif mendirikan surat kabar, bernama Soenting Melajoe. Dia meninggal di Jakarta pada 17 Agustus 1972 pada usia 87 tahun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus