Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Kilas balik rivaitas Prabowo dan Jokowi saat Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Akhiornya, kompetitor jadi kolaborator.

18 Februari 2024 | 10.20 WIB

Ekspresi Presiden Joko Widodo (kanan) saat bersalaman dengan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2019.  Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Perbesar
Ekspresi Presiden Joko Widodo (kanan) saat bersalaman dengan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2019. Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bersama Gibran Rakabuming, Prabowo Subianto berhasil memperoleh suara terbanyak Pilpres 2024 berdasarkan lembaga survei yang melakukan Quick Count. Pada Pilpres sebelumnya, Prabowo merupakan saingan dari ayah Gibran, Jokowi. Bahkan, persaingan Prabowo-Jokowi memperebutkan suara rakyat agar menjadi Presiden Indonesia terjadi selama dua periode Pilpres.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pilpres 2014 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan hasil dari Rapat Pleno Rekapitulasi suara nasional, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla menjadi pemenang Pilpres 2014 dengan perolehan suara 70.997.833 suara atau setara 53.15 persen. Pasangan ini mengalahkan Prabowo-Hatta Rajasa yang mendapatkan suara sebanyak 62.576.444 atau sekitar 46,85 persen. Hasil rekapitulasi penghitungan suara ini mempunyai selisih sebesar 8.421.389 suara.

Saat pengumuman hasil rekapitulasi nasional ini, hanya dihadiri pasangan calon presiden nomor urut dua, Jokowi-Jusuf Kalla. Sementara itu, Prabowo-Hatta Rajasa menolak untuk hadir. Bahkan, Prabowo-Hatta juga sempat menolak pelaksanaan Pilpres 2014 karena dinilai cacat hukum. 

“Kami Prabowo-Hatta akan menggunakan hak konstitusional kami, yaitu menolak pelaksanaan Pilpres 2014 yang cacat hukum. Dengan demikian, kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung,” kata Prabowo, pada 22 Juli 2014, sebelum pengumuman hasil Pilpres 2014 yang dilakukan sore hari.

Prabowo-Hatta tidak bersedia mengorbankan mandat yang telah diberikan rakyat dipermainkan dan diselewengkan. Pasangan ini pun menyatakan siap menang dan siap kalah dengan cara demokratis dan terhormat. 

Setelah kalah bersanding dengan Jokowi pada Pilpres 2014, Prabowo kembali menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Pilpres 2019. Ia juga membantah anggapan adanya keraguan dan pesimisme selama proses pencalonannya sebagai presiden.

“Saya tidak perlu menjawab, tapi saya adalah pemegang mandat dari para anggota Gerindra dari seluruh Indonesia,” tegas Prabowo, pada 11 April 2018. 

Pilpres 2019

Pada Pilpres 2019, persaingan Prabowo-Jokowi kembali terjadi dan dimenangkan lagi oleh Jokowi. Prabowo bersama Sandiaga Uno hanya mendapatkan suara 68.650.239 atau sebesar 44,50 persen. Sementara itu, Jokowi-Ma’ruf Amin meraup suara 85.607.362 atau sebesar 55,50 persen. Adapun, total jumlah suara sah Pilpres 2019 mencapai 154.257.601.

Hasil perolehan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut, Prabowo menolak penetapan rekapitulasi Pilpres 2019 didampingi Sandiaga.

“Kami pihak pasangan calon 02 menolak semua hasil penghitungan suara pilpres yang diumumkan KPU pada tanggal 21 Mei 2019, dini hari tadi,” ujar Prabowo, pada 21 Mei 2019.

Prabowo-Sandiaga menolak penetapan suara KPU lantaran ada kecurangan yang terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif. Prabowo juga mengungkit pihaknya telah mengungkap temuan kecurangan itu pada 14 Mei 2019. Meskipun Prabowo sudah meminta KPU untuk memperbaiki, tetapi belum ada tanggapan lebih lanjut atas kecurangan tersebut. 

Namun, setelah menjadi rival, Prabowo-Jokowi memilih untuk bekerja sama dalam satu kabinet. Jokowi resmi melantik Prabowo sebagai Menteri Pertahanan Periode 2019-2024. Jokowi pun mengambil sumpah Prabowo bersama 33 pejabat Kabinet Indonesia Maju.

RACHEL FARAHDIBA R  | AHMAD FAIZ IBNU SINA | NURUL | ARKHELAUS WISNU TRIYOHO | MUHAMMAD MUHYIDDIN | BUDIARTI UTAMI PUTRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus