Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gubernur Jawa Barat tak henti-hentinya melahirkan gagasan dan berbagai program membangun Bumi Pasundan. Salah satunya adalah program Petani Milenial yang diluncurkan sejak 2021 dan diminati kalangan muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada tahun ini, sebanyak 4.095 petani milenial angkatan kedua diwisuda di Graha Sanusi Kampus Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, pada Selasa, 30 Mei 2023. Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil hadir dalam wisusa tersebut sekaligus menyematkan rompi dan topi kepada perwakilan petani milenial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Hari ini kami mewisuda 4.095 petani milenial yang masuk kriteria berhasil mengikuti pendampingan secara penuh dan mendapatkan perubahan dari sisi ekonomi," kata Kang Emil.
Petani Milenial yang diwisuda terbagi menjadi empat kategori yaitu, pemula, lanjutan, madya, dan utama. Kategori pemula merupakan petani yang belum berusaha dan belum memiliki pengalaman atau pemahaman tentang bertani.
Kategori lanjutan, mereka sudah memulai usaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan, kategori madya merupakan petani yang sudah berusaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan lanjutan.
Adapun kategori kategori utama adalah petani yang menjadi inspirator dari seluruh petani milenial karena mereka sudah memiliki ekosistem yang mandiri.
Menurut Kang Emil, program Petani Milenial ini mengalami peningkatan yang signifikan pada 2022, sebanyak 20.894 pendaftar. Padahal di angkatan pertama 2021 hanya ada 8.996 pendaftar. Peningkatan peserta itu menjadi daya tarik tersendiri bagi petani muda, terbukti dengan adanya pendaftar petani milenial pada tahun ini sebanyak 30 ribu orang.
"Tentu tidak semua pendaftar lulus tahap awal karena ada seleksi umur, kelayakan, dan lainnya," kata Kang Emil.
Peningkatan pendaftar menjadi tanda program Petani Milenial sangat diminati generasi muda. Melalui program ini regenerasi petani di Jawa Barat bisa berlangsung melalui program ini.
"Petani Milenial ini sangat diminati sebagai jawaban terhadap dua hal, yaitu akan menjadi sumber ketahanan pangan dan kenaikan ini membuktikan regenerasi petani akan terjaga," ujar Kang Emil.
Dia mengingatkan, petani milenial bukan program memberi honor atau menggaji peserta atau pun program karpet merah yang dijamin sukses. Namun, pemerintah hanya bertugas memfasilitasi dan membersamai para peserta. Keberhasilan sangat bergantung pada kerja keras, konsistensi dan keberuntungan dari peserta.
"Tadi yang diwisuda terbukti sebagian pernah mengalami kegagalan, tapi tidak menyerah karena kegagalan bagian dari proses yang harus dilalui untuk bangkit lagi dan akhirnya sukses," tuturnya.
Kang Emil mencontohkan petani milenial angkatan 2022 asal Kabupaten Ciamis dengan penghasilan awal hanya sekitar Rp 1 juta. “Sekarang dapat penghasilan kurang lebih omsetnya sampai Rp40 juta," ucapnya.
Dia berharap keberhasilan Petani Milenial asal Kabupaten Ciamis dapat diikuti oleh peserta yang lain. Media massa juga diharapkan dapat mempublikasikan para petani milenial untuk memotivasi peserta lain.
"Keberhasilan ini harus dimotivasi oleh media, jangan sampai pada saat ada satu kegagalan menjadi viral seolah-olah digeneralisasi progamnya tidak berhasil," kata Kang Emil.
Para wisudawan mendapat bantuan kredit usaha rakyat (KUR) dan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dari Bank BJB. Dalam acara tersebut turut dipamerkan produk petani milenial.
"Jadi ini adalah tawaran dari Jabar untuk generasi muda, bahwa di masa depan tinggal di desa saja asal kuasai ilmu bisnis dan digitalnya, maka akan mendapatkan rezeki kota dan bisnisnya mendunia," kata Kang Emil.
Petani Milenial merupakan program yang digulirkan pada 2021 untuk mengembangkan usaha pertanian melibatkan milenial berkolaborasi Pemerintah Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri, maju, dan berkelanjutan dengan semboyan: “Tinggal di Desa, Rezeki Kota, Bisnis Mendunia”.(*)