BARU kemarin pagi proklamasi diucapkan. Sejumlah anggota bala
tentara Jepang masih berjagajaga di beberapa tempat. Beberapa
kelompok Kelasykaran Rakyat juga berhimpun di kampung-kampung.
Dengan senjata seadanya kalau perlu dengan bambu runcing.
Bayi republik belum bisa apa-apa. Tapi pers asing sudah
bertanya. siapa yang akan tampil sebagai Kepala Negara. Dan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pun melanjutkan
sidangnya. Hari itu, Sabtu siang 1 Agustus 1945, PPKI bersidang
lagi di Pejambon. Acara tunggal: menetapkan UUD.
Dalam rapat yang dimulai jam 11.30 (terlambat 2 jam) dan
dihadiri 27 anggota itu, ketua PPKI ir. Soekarno membuka rapat.
"Sidang yang terhormat. Pada hari ini kita berada pada satu saat
yang mengandung sejarah. Pada hari ini kita menyusun
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang kemerdekaannya
kemarin, menurut kehendak rakyat, telah dipermaklumkan dengan
proklamasi yang telah diumumkan juga kepada rakyat kira-kira
jam setengah 12 (waktu Nippon) .... "
Tampaknya Soekarno sendiri belum menyadari bahwa hari itu juga
merupakan saat bersejarah baginya. Ia terpilih sebagai Presiden
RI yang pertama, dalam waktu kurang dari 3 menit. Setelah 2 kali
sidang diskors untuk istiranat, jam 15.15 dibuka kembali.
Di bawah ini kutipan notulen sidang PPKI yang dimuat lengkap
dalam buku "Naskah Persiapan UUD 45" jilid I susunan Prof. Mr.
H. Muh. Yamin, halaman 427:
Soekarno: Sidang saya buka lagi. Menurut acara, tuan-tuan
sekalian, maka kita akan membicara, aturan-aturan peralihan,
tetapi oleh karena pers menunggu suatu hal yaitu ketentuan siapa
yang dipilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Negara
Indonesia .... Sekarang untuk memenuhi permintaan pers, lebih
dahulu saya masuk ke dalam acara pemilihan Kepala Negara dan
wakilnya......
Oto Iskandardinata: Berhubungan dengan keadaan waktu, saya harap
supaya pemilihan Presiden ini diselenggarakan dengan aklamasi
dan saya majukan sebagai calon. yaitu, Bung Karno sendiri.
(Tepuk langan).
Soekarno: Tuan-tuan, banyak terimakasih atas kepercayaan
tuan-tuan dan dengan ini saya dipilih oleh tuan-tuan dengan
suara bulat rnenjadi Presiden Republik lndonesia. (Tepuk tagan).
(Semua anggota berdiri, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu
berseru "Hidup Bung Karno" 3 kali.
Oto Iskandardinata: Pun untuk pemilihan Wakil Kepala Negara
Indonesia, saya usulkan cara yang baru ini dijalankan. Dan saya
usulkan Bung Hatta mennjadi Wakil Kepala Negara Indonesia.
(Tepuk tangan)
(Semua anggota berdiri, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu
berseru "Hidup Bung Hatta" 3 kali).
Rupanya bagi Bung Karno sendiri peristiwa penting itu tak begitu
menggetarkan. Ia biasa-biasa saja. Maka Presiden baru itu pun
melanjutkan sidang PPKI, membicarakan bagian terakhir dari UUD.
Ia berkata: "Sidang Yang terhormat. Sesudah acara ini selesai,
saya minta supaya kita meneruskan tentang rancangan aturan
peralihan, yang ada di tangan tuan-tuan sekalian .... "
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini