Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Reaksi TPN Ganjar hingga Cak Imin Soal Lonjakan Suara PSI

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy mengancam bakal membongkar anomali penambahan suara PSI dalam hak angket pekan ini.

4 Maret 2024 | 06.00 WIB

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat melakukan pertemuan di kawasan Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 3 Februari 2024. Presiden Joko Widodo meyakini PSI bisa mendapatkan kursi di DPR RI pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Perbesar
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat melakukan pertemuan di kawasan Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 3 Februari 2024. Presiden Joko Widodo meyakini PSI bisa mendapatkan kursi di DPR RI pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia atau PSI melonjak cukup besar dalam perhitungan real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada periode awal Maret 2024. Hingga Ahad, 3 Maret, rekapitulasi suara sementara KPU menunjukkan PSI memperoleh 3,13 persen suara dari pemilihan anggota DPR RI. Dalam periode ini, suara yang terhitung mencapai 65,79 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai wajar terjadi penambahan suara saat KPU melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024. “Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata dia pada Sabtu, 2 Maret 2024, seperti dikutip Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun lonjakan perolehan suara partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, itu menuai reaksi dari berbagai pihak. Berikut ini respons mereka:

1. Perludem: Penting Dikawal

Program Manager Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil mengatakan persoalan kenaikan atau penurunan suara menjadi salah satu tantangan dalam proses rekapitulasi suara secara berjenjang manual yang dilakukan oleh KPU.

“Nah problem kita kan memang dalam proses rekapitulasi ini berlangsung berjenjang dan waktu cukup lama,” ujar Fadli ketika dihubungi Tempo, Ahad, 3 Maret 2024. 

Menurut Fadli, indikasi adanya kecurangan ini seharusnya dikawal oleh saksi-saksi peserta Pemilu. “Terutama yang paling penting dikawal oleh Bawaslu,” kata dia.

Fadli menyebut hasil Pemilu paling murni adalah sertifikat hasil penghitungan C1 di TPS pada 14 Februari lalu. “Jadi dokumen itu yang harusnya dijadikan dasar untuk mengontrol proses secara berjenjang,” kata dia. 

Jika memang ada indikasi penambahan, pengurangan, atau peralihan suara yang sudah diberikan oleh pemimpin secara tidak sah, maka hal tersebut harus dihentikan dan tidak boleh dilakukan. “Jadi indikasi seperti ini tidak hanya terjadi di Pemilu 2024, tapi kalau memang terjadi lagi di Pemilu 2024, saya kira proses penegakan hukumnya harus berjalan,” kata Fadli.

2. Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy: Operasi Sayang Anak Lagi

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy mengancam bakal membongkar anomali penambahan suara PSI yang tidak wajar dalam hak angket pada pekan ini. 

“Mohon atensi KPU dan Bawaslu, operasi apa ini? Meminjam Bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi "sayang anak" lagi?” tulis pria yang akarb disapa Romy ini di akun Instagram pribadinya @romahurmuziy, Ahad, 3 Maret 2024.

Romy menyebutkan beberapa lembaga survei menilai kenaikan suara PSI tidak masuk akal. Sebab, berdasarkan penghitungan suara di beberapa tempat pemungutan suara (TPS), perolehan suara PSI mencapai 50 persen.

“Kenaikan tersebut dinilai tidak wajar, karena PSI memperoleh 19.000 suara dari 110 TPS dalam waktu dua jam, berarti rata-rata 173 suara per TPS,” tuturnya.

Mantan Ketua Umum PPP ini menegaskan jumlah suara per TPS hanya 300 dan partisipasi pemilih rata-rata 75 persen. Adapun suara sah setiap TPS hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77 persen di 110 TPS. 

3. Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Chico Hakim: Ada Penggelembungan Suara

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Chico Hakim, menduga adanya penggelembungan suara dengan mengambil suara dari partai lain, khususnya Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.

"Naiknya secara signifikan suara PSI dan turunnya suara PPP semakin menegaskan bahwa ada penggelembungan suara dengan mengambil suara dari partai lain," ujar Chico dalam keterangan resmi pada Sabtu, 2 Maret 2024.

Politikus PDIP itu mengatakan selama ini PPP selalu memperoleh hasil Pemilu di atas hasil survei. Alasannya, kata Chico, sebaran pemilih PPP berada di kantong-kantong Islam seluruh Indonesia. Ia membandingkan dengan PKB. Menurut dia, PKB hanya terkonsentrasi di Jawa Timur. "Dan terbukti dari penghitungan suara sebelum hari-hari ini, suara PPP aman di atas 4 persen," kata dia.

Chico mengingatkan penggelembungan suara ini dapat berdampak bagi citra Presiden Joko Widodo. "Bila ini terus terjadi hingga akhir penghitungan suara, maka masyarakat akan menilai Presiden Jokowi sebagai presiden yang menghilangkan sejarah Partai Ka’bah (karena mendukung Ganjar-Mahfud) dari Indonesia akibat dukungannya ke PSI," ujar Chico.

Dia mengatakan, rekayasa penggelembungan suara PSI ini, harus ditolak. Menurut dia, sejak awal PSI seharusnya tidak lolos sebagai peserta pemilu. "Hanya karena campur tangan kekuasaan lah yang membuat PSI lolos," ujar Chico.

4. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar: Jangan Ada Jual Beli Suara

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengingatkan semua partai politik agar tidak ada jual beli suara. “Ya, saya minta kepada semua partai, khususnya PKB, untuk benar-benar menjaga suara masing-masing," ujar Cak Imin saat ditemui di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 Maret 2024.

Calon wakil presiden nomor urut satu itu mengingatkan semua partai politik agar mencegah terjadinya jual beli suara. "Jangan sampai terjadi jual beli suara, transfer hasil pemilu yang itu sangat tidak bermoral," kata dia.

Karena itu, Cak Imin mengimbau semua pihak mengawasi jalannya penghitungan suara di KPU. "Sehingga kita betul-betul harus awasi hari-hari di mana penghitungan ini kita mencurigai adanya transfer dan transaksi suara di luar aturan yang ada," kata dia.

5. Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis: Tidak Masuk Akal

Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis menilai penambahan jumlah suara yang dialami PSI di saat data suara masuk di atas 60 persen tidak masuk akal. 

"PSI satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sangat tajam dalam kurun waktu dan rentang persentase suara masuk yang sama" katanya kepada Tempo dalam keterangan tertulis pada Ahad, 3 Maret 2024.

Bagi Koalisi yang akrab dengan data riset dan dinamika data ini, lonjakan persentase suara PSI juga tidak lazim. Terlebih, pada Sabtu, 2 Maret 2024 total suara PSI sudah mencapai 3,13 persen yang mendekati ambang batas parlemen 4 persen. Padahal, dalam pantauan Koalisi Masyarakat Sipil, hasil real count data dari 530.776 tempat pemungutan suara (TPS) per Senin, 26 Februari 2024, suara PSI hanya sebesar 2.001.493 suara atau 2,68 persen.

DEFARA DHANYA PARAMITHA | KHUMAR MAHENDRA | YOHANES MAHARSO | EKA YUDHA SAPUTRA 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus