Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

SMPN 35 Bandung Lanjutkan Program MBG Setelah Siswa Sempat Alami Diare

SMPN 35 Bandung akan melanjutkan program makanan bergizi gratis atau MBG setelah sebelumnya ratusan siswanya mengalami diare.

18 Mei 2025 | 08.06 WIB

Seorang siswa menunjukkan menu makan bergizi gratis bulan Ramadhan di SDN Slipi 15, Jakarta, 6 Maret 2025. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan pelaksanaan makan bergizi gratis selama bulan Ramadhan menggunakan makanan yang tahan lama seperti susu, telur, buah, kurma, dan kue kering sehingga dapat dibawa pulang untuk berbuka puasa. Antara Foto/Sulthony Hasanuddin
Perbesar
Seorang siswa menunjukkan menu makan bergizi gratis bulan Ramadhan di SDN Slipi 15, Jakarta, 6 Maret 2025. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan pelaksanaan makan bergizi gratis selama bulan Ramadhan menggunakan makanan yang tahan lama seperti susu, telur, buah, kurma, dan kue kering sehingga dapat dibawa pulang untuk berbuka puasa. Antara Foto/Sulthony Hasanuddin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 35 Bandung akan melanjutkan program makanan bergizi gratis atau MBG setelah sebelumnya ratusan siswanya mengalami diare. Siswa mengalami sakit seperti diare setelah menyantap MBG yang terkontaminasi bakteri dan jamur. “Kami buat kesepakatan dengan Badan Gizi Nasional kalau kita akan mulai lagi (MBG) awal Juni,” kata staf Hubungan Masyarakat SMPN 35 Bandung Ganjar Sulandiana kepada Tempo, Sabtu 17 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Ganjar, ada siswa yang masih ingin MBG dan sebagian murid lainnya trauma, tidak ingin ada MBG lagi. “Nggak apa-apa kalau ada yang menolak, itu hak dari siswa,” ujarnya. Secara total jumlah murid SMPN 35 sebanyak 1.042 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya 342 orang siswa sekolah itu mengalami sakit setelah menyantap MBG pada Selasa, 29 April 2025. Menurut Ganjar, siswa mengalami sakit diare dan ada beberapa yang disertai dengan muntah dan demam. Sebagian berobat ke dokter dan Puskesmas namun tidak ada yang sampai dirawat di rumah sakit.   

Dari hasil uji laboratorium menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian, kejadian itu akibat MBG terkontaminasi bakteri Bacillus cereus dan jamur Candida tropicalis. Kuman itu itu ditemukan pada potongan buah melon, ikan kakap goreng, dan sayuran. MBG yang terkontaminasi itu menurut Anhar dikirim dari Dapur Coblong 2 di Jalan Dipatiukur Bandung. 

Selain memantau korban dan memeriksa sampel MBG, Dinas Kesehatan memeriksa kondisi dapur pembuatnya. Catatan petugas Dinas Kesehatan yang paling mayor adalah cara mereka membersihkan tempat makan MBG. “Lapnya yang terlihat kotor masih dipakai,” katanya kepada Tempo, Kamis 15 Mei 2025. 

Temuan lain adalah penyimpanan bahan makanan dengan makanan jadi di kulkas yang sama. Seharusnya menurut Anhar tempatnya dipisahkan. Kemudian ventilasi dapurnya kurang baik sehingga hawanya panas dan berpotensi merangsang pertumbuhan bakteri serta membuat pekerjanya tidak nyaman. Sejak kejadian itu dapur berhenti beroperasi dan dipantau Dinas Kesehatan. “Kami sudah menyarankan untuk dapur melakukan perbaikan,” ujarnya.

Perbaikan yang dilakukan dari hasil pantauan petugas Dinas Kesehatan, seperti membeli kulkas tambahan dan memisahkan bahan yang lama dan baru. Mereka juga membeli alat pengering untuk tempat makanan sehingga tidak lagi memakai kain lap. Ventilasi dapur diperbaiki pun saluran pembuangan air secara bertahap. Terhitung sejak Rabu 14 Mei 2025, dapur MBG itu telah beroperasi kembali dan mengirimkan menu ke sekolah. “Kami anggap mereka sudah menyelesaikan perbaikan titik-titik kritis potensi kontaminasi,” kata Anhar.

Dinas Kesehatan Kota Bandung menjadwalkan pemeriksaan rutin inspeksi kesehatan lingkungan minimal sebulan sekali ke dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang berjumlah 26 lokasi. Biasanya pemeriksaan aspek higienis dan sanitasi ke tempat katering makanan dilakukan per tiga bulan sekali. 

Untuk mencegah kejadian itu terulang, SMPN 35 menerapkan prosedur baru setelah diedukasi Puskemas. Sebelumnya begitu MBG datang langsung dibagikan ke siswa di kelas. Nantinya, MBG yang datang harus diperiksa dulu secara acak oleh enam petugas sekolah dan dicicipi. “Di kelas pun siswa nggak langsung makan tapi harus dilihat dulu penampakannya, menciumnya dulu, kalau tidak ada yang aneh-aneh baru boleh dikonsumsi,” ujar Ganjar. Waktu menyantap MBG biasanya pada jam istirahat pertama atau kedua sesuai waktu pengiriman.

Pilihan Editor: Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus