Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Mulia Dua Yogyakarta mempersembahkan karya inovatif mereka berupa sepatu dengan sentuhan lukisan batik. Sepasang sepatu sneaker buah karya Muhammad Farlo Farreal dan Raden Fathur Rahman S. S itu unjuk gigi dalam ajang Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Fathur mengatakan batik adalah budaya Indonesia yang berharga. Sayangnya, negara tetangga sempat mengklaim batik sebagai budaya negaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, Fathur menganggap remaja Indonesia yang kurang berminat menggunakan batik. "Jadi, kami menggabungkan sesuatu yang modern seperti sepatu sneaker dengan batik," kata dia pada Rabu, 27 September 2023 di Smesco Jakarta.
Mereka menamainya Sebanus, akronim dari Sneakers Batik Nusantara. Sepatu sneaker yang dibuat dengan nuansa warna biru ini punya ciri khas yang unik. Pada sisi luar atau quarter panel sepatu, terdapat lukisan batik yang dibentuk menyerupai lima pulau besar Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Kelima pulau tersebut dilukis dengan satu motif batik yang berasal dari pulau tersebut.
Ada motif angso duo untuk pulau Sumatera, motif cendrawasih untuk Papua, motif mega mendung untuk Jawa, sasirangan untuk Kalimantan dan jagung untuk Sulawesi. Sementara bagian eyestay dan heel tab sepatu dilukis dengan motif batik geblek renteng dari Kulon Progo.
Satu pasang sepatu dapat dikerjakan selama 2 hari. Langkah pertama, tim akan membuat sketsa terlebih dahulu dan menyiapkan sepatu jadi. Kemudian, mendesain motif sepatu menggunakan aplikasi Photoshop. Setelah tergambar bagaimana referensinya, tim mulai melukis langsung di sepatu.
Perjalanan tim Sebanus sudah berjalan 6 bulan. Namun, tak mulus begitu saja.
"Sebelumnya kami udah coba pakai bahan kanvas, tapi enggak cocok. Akhirnya pakai kulit sintetis," kata Fathur.
Saat ini, mereka masih terkendala perihal suplai sepatu. Mereka masih membeli sepatu yang sudah jadi.
"Belum nyari vendor sepatu supaya lebih murah. Besok kalau sudah launching, kami akan cari vendornya," kata Fathur.
Tim yang terdiri dari siswa multimedia ini berencana meluncurkan Sebanus secara resmi dalam dua bulan ke depan. Setelah hari itu tiba, mereka akan mulai memproduksi Sebanus lebih banyak.
Selain itu, mereka akan segera mengurus hak paten atas produk inovasinya. Meskipun belum diluncurkan secara resmi, namun mereka sudah membuka pra pemesanan.
"Sampai sekarang sudah ada yang pre-order sekitar 20," kata Fathur.
Setelah diluncurkan nanti, kata Fathur, warna dan konsep sepatu dapat disesuaikan dengan keinginan pemesan. Namun, harus tetap ada 5 pulau besar Indonesia dan unsur batiknya.
Tim Sebanus juga berencana untuk merekrut pengrajin batik di daerah mereka yang pekerjaannya terdampak Covid-19. "Kan banyak yang menganggur, jadi kami mau mencari orang yang bisa membatik, tapi (saat ini) enggak terpakai skill-nya," kata Fathur.
Awalnya, sepatu ini hanya dikembangkan untuk dilombakan dalam ajang FIKSI 2023, namun tim ini akan mengomersialkannya. "Habis (FIKSI) ini selesai, kita mau lanjutkan. Ini jadi kaya first step kita," kata Fathur.
Pilihan Editor: Cerita Siswa di Bali Bikin Tisu Wajah dari Limbah Kulit Jagung