Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertekad akan membuat warga Jawa Barat sebagai yang terbahagia se Indonesia dalam lima tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Bandung bereksperimen dalam teori kebahagiaan, dan hasilnya Alhamdulillah. Tapi Jawa Barat masih di bawah rangkingnya 29 dari 34 (provinsi). Saya bertekad di akhir masa jabatan saya, warga Jawa Barat harus bahagia,” kata Ridwan Kamil selepas membuka Kongres Himpunan Psikologi Indonesia di Bandung, Jumat, 7 September 2018.
Untuk mewujudkannya, Ridwan Kamil mengatakan akan mengambil praktek yang telah dijalankan di Kota Bandung selama ia menjabat.
“Kalau ditanya caranya, rumus Bandung yang dipakai. Ada interaksi sosial, ruang publik, ruang silaturahmi, bertemu warga tidak mampu, mengunjungi, dan sebagainya. Nanti apakah sama se-Jawa Barat? Kalau tidak, nanti kita cari cara lagi,” kata Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan salah satu praktek di Kota Bandung yang akan diterapkannya di tingkat provinsi adalah program Kekasih Juara atau mobil keliling Kendaraan Konseling Silih Asih. Ini adalah program konsultasi gratis bagi warga di tempat publik yang akan dicoba diperluas cakupannya di Jawa Barat.
“Program Kekasih ini ribuan orang sudah menggunakan (di Kota Bandung) berarti ada kebutuhan. Kalau Bandung butuh, yang lain butuh. Terutama daerah urban. Jadi Depok, Bekasi yang tingkat densitas dan stresnya lebih tinggi itu kita akan dihadirkan. Sudah saya anggarkan di 2019, jadi Kekasih Jawa Barat,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengaku sengaja memilih membuka Kongres Himpunan Psikolog Indonesia sebagai agenda pertama yang dihadirinya selaku gubernur untuk meminta dukungan ahli psikologi mendapatkan cara baru mengejar target warga Jawa Barat bahagia.
“Mungkin ada teori baru dalam psikologi yang perlu pemimpin pahami. Kami mohon diberi masukan, kira-kira begitu. Agar masyarakat ini dibangun tidak hanya berupa ruang-ruang fisik, tapi ruang-ruang batin juga,” kata dia.