Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemanasan global
Mental generasi milenial.
Mental Generasi Milenial
KESEHATAN mental merupakan keadaan mental atau jiwa kita. Kesehatan mental dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam yang biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari dan berdampak terhadap seseorang dalam jangka panjang. Apabila kesehatan mental seseorang terganggu, kehidupan sehari-harinya juga akan terganggu. Dia akan susah menjalani rutinitas kesehariannya sebagaimana biasa ia lakukan. Sedangkan bila seseorang mempunyai mental yang sehat, pasti ia akan selalu berpikir positif dan dapat menjalani kehidupannya dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Faktor luar yang menyebabkan terganggunya kesehatan mental antara lain pergaulan. Kita tidak pernah tahu apa yang dialami seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Maka latihlah mental remaja dengan sewajarnya dan tanpa kekerasan yang memicu stres.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Faktor dalam yang membuat mental terganggu adalah keluarga. Tak sedikit remaja mengalami dan mendapati keluarga yang tidak bisa dijadikan rumah untuk berlindung. Sering kali remaja mendapat perlakuan buruk dari orang tua, entah secara fisik entah lisan. Banyak kasus orang tua yang “sayang” terhadap anaknya tapi tanpa disadari anaknya tidak dapat berkembang. Sayang yang dimaksudkan kali ini adalah orang tua yang terlalu membebani anak dengan peraturan yang mereka buat dan justru membikin anak merasa lelah menuruti semua permintaan orang tua.
Tidak bisa dimungkiri juga banyak orang tua yang kasar dan mudah marah terhadap anak dengan berbagai alasan, padahal anak sudah mematuhi apa pun yang diperintahkan orang tua. Hal ini mungkin terjadi karena orang tua merasa lelah dan tidak bahagia sehingga anak menjadi pelampiasan. Dengan itu, banyak sekali anak yang kesehatan mentalnya terganggu dan tidak sedikit yang memutuskan bunuh diri.
Kesehatan mental pada generasi milenial sangat penting karena mereka memiliki masa depan generasi Indonesia. Untuk menjaga kesehatan mental para remaja, sebaiknya para orang tua mendampingi keseharian tanpa mengganggu privasi mereka dan memberikan motivasi yang positif agar pikirannya tidak kosong dan hampa. Selain itu, mereka akan merasa dilindungi dan nyaman meskipun tekanan dari luar tetap berdatangan.
Begitu juga dengan pengajar, yang harus lebih banyak sharing dengan siswa sehingga siswa akan lebih antusias mengikuti kegiatan belajar-mengajar dan tidak ada yang merasa bahwa mengikuti pembelajaran adalah beban.
Fadhila Aliyah Putri Hartanti
[email protected]
Pemanasan Global
RUPANYA, pandemi tak menyurutkan laju pemanasan global. Tahun ini menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah, begitu menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. La Nina juga tak berpengaruh. Konon, ini masa kemarau basah. Seharusnya kemarau disertai hujan sehingga bumi jadi adem. Nyatanya malah sebaliknya.
Panas berasal dari naiknya konsentrasi gas rumah kaca yang mengeras di atmosfer kita. Artinya, meski pandemi membuat pabrik berhenti beroperasi, emisi di atmosfer membuat suhu bumi terus naik. Seharusnya keadaan ini membuat kita sadar karena pemanasan global nyata adanya.
Apa yang harus kita lakukan? Sayangi bumi. Pemerintah bisa memakai kewenangannya untuk membuat kebijakan prolingkungan. Perusahaan swasta bisa melakukannya dengan tak memakai energi fosil. Tiap individu bisa memulai dari hal kecil. Misalnya dengan mengurangi semaksimal mungkin sampah dan tak berkonsumsi secara berlebihan.
Sudah seharusnya tiap elemen memikirkan nasib bumi ini. Sebab, jika suhu melewati 1,5 derajat Celsius dari suhu praindustri, bencana akan menunggu, kita bakal terpanggang, manusia di ambang kepunahan.
Putri Aditya
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo