Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Anak Viral Suka Minum Bensin Jalani Terapi, Seperti Apa Kondisinya?

Seorang anak di Tanjung Balai, Sumatera Utara, yang pernah viral karena kecanduan minum bensin kini sedang menjalani terapi didampingi psikolog.

20 November 2021 | 15.08 WIB

Ilustrasi bensin eceran. TEMPO/Seto Wardhana
Perbesar
Ilustrasi bensin eceran. TEMPO/Seto Wardhana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Medan - Seorang anak di Tanjung Balai, Sumatera Utara, yang pernah viral karena kecanduan minum bensin kini sedang menjalani terapi didampingi psikolog. Dikabarkan, kebiasaan meminum bensin tersebut sudah mulai bisa dialihkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Anak itu, A, usia 11 tahun, menjalani pemulihan di Balai Bahagia Medan. "Sejak dua pekan, kami membinanya di sini, kebiasaan itu mulai teralihkan," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Bahagia Medan, Budi Prayitno, di Medan, pada Kamis sore lalu, 18 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi mengatakan, A memiliki kebiasaan minum bahan bakar minyak jenis Pertalite dan Premium sejak lima tahun lalu. Kebiasaan itu disebutnya disebabkan pola asuh orang tua yang tidak terkontrol dan cenderung permisif pada kebiasaan anak.

Diawali dari kecanduan menghirup aroma bensin dari motor yang dimiliki orang tua di rumah, kebiasaan minum bensin itu akhirnya tak bisa dihindari. "Sebab A memiliki penyakit epilepsi yang kerap mengganggu emosional bila kemauannya tidak terpenuhi," kata Budi menambahkan.

Pendampingan melibatkan psikolog diberikan kepada A sejak dia diserahkan oleh keluarga ke Balai Bahagia Medan. "Pelan-pelan kami dampingi untuk mengalihkan kebiasaannya meminum bensin. Caranya kami perbanyak kegiatan bermain," kata Budi lagi.

Ditemui di Balai Bahagia Medan, A terlihat sedang bermain badminton di lapangan olahraga. Secara fisik A terlihat bugar, namun masih kesulitan berkomunikasi. Dari hasil rontgen yang sudah pula dilakukan, kesehatan organ dalam tubuh A disebutkan secara umum tidak bermasalah. 

"Dia mulai sibuk bermain. Ada perawat masih muda, sudah seperti abang buat dia. Kami perbanyak aktivitas yang bisa buat dia lupa," kata Budi.

Budi belum dapat memastikan kapan A dapat dikembalikan ke keluarga. Tapi selama dalam penanganan Balai Bahagia Medan di bawah Kementerian Sosial RI, seluruh biaya perawatan ditanggung negara. 

"A baru boleh pulang setelah benar-benar meninggalkan kebiasaannya (minum bensin), dan semuanya diputuskan oleh psikolog," katanya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus