Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Makassar - Fenomena gerhana matahari parsial di Kota Makassar pada Rabu, 9 Maret 2016, terancam tak bisa disaksikan lantaran selaput awan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kota Makassar memperkirakan langit Makassar berpotensi tertutup awan sekitar 30 persen saat gerhana matahari sebagian.
"Langit tidak cerah," kata Kepala Stasiun BMKG Kabupaten Gowa Ariyo Fauzi di sela rapat persiapan Festival Battu Ratema' Ri Bulang di ruang kerja Wali Kota Makassar, Senin, 7 Maret 2016. Ia memprediksi hujan memang berpotensi terjadi pada hari itu. Namun diperkirakan hujan baru mulai turun pada siang atau sore hari. "Kami berharap pagi harinya bisa agak cerah."
Kondisi cuaca memang terancam mengganggu fenomena gerhana matahari di sejumlah daerah. Terutama di wilayah yang mendapat gerhana matahari total, seperti di Palangkaraya, Bangka Belitung, dan Palu.
Di Makassar sendiri, menurut Ariyo, gerhana matahari parsial mulai terjadi pada pukul 07.25 Wita dan berakhir pada pukul 09.54 Wita. Puncak gerhana matahari parsial terjadi pada pukul 08.35 Wita dan hanya berlangsung selama 2 menit 30 detik. "Matahari tidak tertutup total. Hanya sekitar 88 persen," ujarnya.
Untuk menyambut fenomena gerhana matahari parsial ini, Pemerintah Kota Makassar bakal menggelar Festival Battu Ratema' Ri Bulang yang akan dilaksanakan di Anjungan Pantai Losari. Berbagai acara bakal digelar untuk menyambut fenomena langka itu, seperti siaran langsung gerhana matahari sebagian, zikir dan salat gerhana matahari berjemaah, serta pertunjukan budaya.
"Kami juga menyiapkan dua teleskop untuk melihat langsung fenomena gerhana matahari parsial ini," tutur Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Makassar Arimunandar.
AWANG DARMAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini