Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Honeywell Kirim 10 Guru Indonesia ke Pusat Antariksa Amerika

Para guru ini mendapat pelatihan dan aktivitas dengan fokus bidang Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM).

29 Juni 2018 | 16.05 WIB

Kunjungan 10 guru dan President Director Honeywell Indonesia Roy Kosasih ke Kantor Tempo pada Jumat, 29 Juni 2018. Kredit: Tempo/Khory
Perbesar
Kunjungan 10 guru dan President Director Honeywell Indonesia Roy Kosasih ke Kantor Tempo pada Jumat, 29 Juni 2018. Kredit: Tempo/Khory

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan industri perangkat lunak Honeywell mengirimkan sepuluh guru Indonesia untuk mengikuti program Honeywell Educators Space Academy (HESA) di U.S. Space & Rocket Center (USSRC) Huntsville, Alabama, Amerika.

Baca: Hari Pendidikan, PGRI Soroti Pelatihan Guru yang Masih Kurang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Para guru ini mendapat pelatihan dan aktivitas dengan fokus bidang Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Program ini batch keempat, sudah ada sekitar 40 guru Indonesia yang sudah dikirimkan. Di Honeywell, kami sangat peduli dengan sistem pembelajaran," ujar President Director Honeywel Indonesia Roy Kosasih, saat berkunjung ke kantor Tempo pada Jumat, 29 Juni 2018.

Program tersebut merupakan kerja sama antara Honeywell, badan tanggung jawab sosial perusahaan dengan U.S. Space & Rocket Center (USSRC). Program ini dibuat untuk membantu para guru sains dan matematika di sekolah dasar dan menengah agar mampu menjadi pendidik yang lebih inovatif dan efektif di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika.

Sejak dimulai pada tahun 2004, lebih dari tiga ribu guru dari seluruh dunia telah mengikuti program HESA dan diperkirakan telah berhasil menginspirasi lebih dari 5 juta murid di penjuru dunia. Tahun ini program HESA berjalan dalam dua kelompok, yang pertama dari 14-19 Juni, yang kedua 21-25 Juni, seluruhnya melibatkan 224 guru dari 35 negara dan 45 negara bagian Amerika Serikat.

"Para guru mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan menyiapkan murid-murid untuk kelak menjadi penerus bangsa," kata Roy. "Kini, belajar STEM tidak hanya membaca dan mengingat angka dan formula. Kini belajar STEM harus dengan mencoba dan mengeksplorasi."

Ridwan, guru asal Pekanbaru, Riau, menceritakan pengalamannya selama mengikuti program tersebut. Menurutnya, program aero space engineering memang seharusnya tidak hanya fokus di Amerika ataupun di Eropa, tapi seluruh dunia. "Karena, nantinya anak-anak di seluruh dunia akan menjadi penerus para astronot itu," ujarnya.

"Program ini bagus sekali, program global yang digunakan untuk membekali para guru dan akhirnya menginspirasi anak di seluruh dunia tentang bagaimana aktivitas astronot selama ini," tambah Ridwan.

Guru lain menyatakan bahwa dari pelatihan tersebut mereka dibekali sistem pembelajaran yang menarik. "Kami disana diajarkan simulasi bagaimana ke Mars dan bulan, kita juga bisa tahu bagaimana ilmu di balik praktik roket air," ujar Nurfitriana, guru asal Sleman Yogyakarta.

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus