Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Hujan Meteor Lyrid, Ini Fakta Hebohnya

Sebanyak 30 persen meteor yang masuk ke atmosfer bumi berupa bola api yang terang.

20 April 2015 | 21.01 WIB

FOto: phuketnews.phuketindex.com
Perbesar
FOto: phuketnews.phuketindex.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nama hujan meteor lyrid yang akan terjadi pada 21 April 2015 dini hari, ternyata diambil dari nama rasi bintang lyra. Di langit, rasi bintang ini bersinar di timur laut, tempat hujan komet tampak di langit. "Karena itu namanya mirip," kata Evan Irawan, peneliti di Observatorium Bosscha Bandung, saat dihubungi, Senin, 20 April 2015.

Fenomena hujan meteor adalah peristiwa jatuh dan terbakarnya debu-debu atau batuan kecil Komet Tatcher (C/1861 G1) ketika memasuki atmosfer bumi. Komet ini melintasi bumi tiap 6 tahun sekali pada bulan April.

Jarak Komet Tatcher dengan bumi, kata Evan, sekitar tiga kali jarak bumi ke matahari. Jika jarak bumi ke matahari 150 juta kilometer, artinya komet ini sedang melintasi bumi di atas ketinggian 450 juta kilometer.

Sebanyak 30 persen meteor yang masuk ke atmosfer bumi berupa bola api yang terang, yang dapat dilihat oleh mata telanjang. Jadi, kata Evan, tak perlu alat khusus mengamati hujan meteor lyrid. Jika beruntung, warga Indonesia akan melihat 10-20 meteor per jam sampai menjelang pagi.

Dini hari nanti, 21 April 2014, masyarakat seluruh Indonesia dapat melihat hujan meteor lyrids. Hujan meteor ini akan terjadi mulai terlihat pada pukul 00.00 WIB. Tak perlu memakai peralatan khusus untuk melihat hujan meteor ini.


Hanya, menurut Evan, hujan meteor ini dapat diamati asal cuaca cerah dan langit gelap. Artinya, tidak ada cahaya lampu yang mengganggu seperti di kota-kota besar. Tak hanya dini hari nanti, hujan meteor juga akan bisa diamati pada 22 April 2015, dini hari

Dia menyarankan untuk mengarahkan alat dokumentasi, kamera dan kamera video, ke rasi bintang lyra dan sekitarnya. Rasi bintang ini terdapat di timur laut. Meski begitu, siapa saja yang hendak mengamati peristiwa ini mesti memiliki pandangan yang awas.


Sebabnya, jika tidak, momen hujan meteor akan hilang begitu saja. Kondisi masing-masing pengamat juga bisa mempengaruhi. Yang perlu dilakukan, Evan mengatakan, ialah bersiap sambil menunggu hujan meteor.

AMRI MAHBUB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus