Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kecelakaan KA Brantas, Mengapa Kereta Tidak Bisa Berhenti Mendadak?

Kecelakaan menimpa KA Brantas, kereta tidak bisa berhenti mendadak karena membutuhkan waktu begitu rem ditarik.

20 Juli 2023 | 11.08 WIB

Ilustrasi pintu perlintasan kereta. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Perbesar
Ilustrasi pintu perlintasan kereta. TEMPO/M. Iqbal Ichsan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kereta Api Brantas atau KA Brantas jurusan Jakarta-Blitar mengalami tabrakan dengan sebuah truk di perlintasan sebidang Jalan Madukoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa malam, 18 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Informasi awal menyebut kecelakan itu terjadi ketika sebuah truk mogok ketika melintas di perlintasan sebidang. Sopir dan kernet berupaya meminta tolong, namun tidak sempat hingga terjadi kecelakaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Minnesota Operation Lifesaver yang merupakan bagian dari National Operation Lifesaver, organisasi nirlaba di Amerika yang berfokus untuk mengakhiri tabrakan, kematian, dan cedera di perlintasan rel jalan raya dan properti rel kereta api, menyebut kereta tidak bisa berhenti mendadak atau dengan cepat.

Ketika tuas rem ditarik, butuh waktu untuk kereta agar benar-benar berhenti. Dalam situs organisasi tersebut, kereta penumpang dengan delapan gerbong yang bergerak dengan kecepatan 80 mil per jam membutuhkan sekitar satu mil atau 1,6 kilometer untuk berhenti ketika rem ditarik.

Sedangkan untuk kereta barang yang rata-rata panjangnya sekitar 1 hingga 1¼ mil atau memiliki 90 hingga 120 gerbong, saat bergerak dengan kecepatan 55 mil per jam, diperlukan waktu satu mil atau lebih untuk berhenti setelah rem darurat diaktifkan.

Adapun sejumlah faktor yang memengaruhi panjang jarak yang dibutuhkan untuk berhenti total pada kereta, meliputi berat kendaraan, ilusi jarak, dan sistem pengereman. Khusus poin berat kendaraan, semakin besar bobotnya, maka jarak yang diperlukan untuk berhenti sepenuhnya semakin panjang.

Setiap kereta api dilengkapi dengan fitur pengereman darurat, tetapi kemampuannya terbatas. Beberapa jenis kereta yang beroperasi di bawah tanah, sebagian besar sudah dibekali fitur tersebut. Tujuannya, agar mampu mengurangi pergerakan badan kereta jauh lebih cepat dibandingkan hasil penggunaan tuas rem standar atau normal. Pengereman standar biasanya menggunakan sistem balok atau udara. 

Untuk faktor ilusi jarak kereta, ditentukan oleh ukuran bodi dan sudut pandang manusia terhadap kereta. Ilusi optik yang dimaksud adalah pandangan yang menunjukkan kereta api seolah-olah bergerak lambat dan nampak masih jauh, padahal sebaliknya. 

Alasan Kereta Berhenti Tidak di Stasiun

Seperti diketahui, kereta api akan berhenti sejenak di setiap stasiun yang dilaluinya sebelum melanjutkan perjalanan. Namun, tidak sedikit kejadian masinis memutuskan menghentikan mesin sebelum mencapai titik perhatian. Dinukil dari trainconductorhq.com, berikut alasan kereta berhenti di jalur perlintasan. 

1.    Ada Tanda Bahaya

Banyak rel kereta yang berada di dalam satu jalur, terutama di area stasiun. Ada pula rute ganda yang berubah menjadi jalur tunggal. Ketika hal itu terjadi, kereta yang memasuki persimpangan harus berhenti untuk memberi kesempatan kereta lain agar bisa bergerak. 

2.    Hambatan di Jalur Perlintasan

Ketika terdapat hambatan di rel, misalnya hewan atau benda menghalangi, biasanya masinis akan diberitahu. Meski begitu, kereta tidak bisa berhenti mendadak dan masinis akan memerhitungkan jarak sebelum menarik tuas rem. 

3.    Pergantian Kru

Kereta juga akan berhenti saat ada jadwal pergantian awak. Titik pergantian itu tidak hanya dapat dilakukan di stasiun, terkadang masinis akan mengistirahatkan kereta di daerah-daerah tertentu. 

4.    Masalah Operasional

Saat masalah mekanis atau operasional terjadi, masinis mungkin memilih untuk menghentikan kereta demi memastikan keselamatan penumpang. Beberapa situasi yang memicu berhentinya kereta api, misalnya cuaca ekstrem, kendala mesin, atau peralatan aus. 

5.    Masalah Infrastruktur

Tidak hanya menyangkut badan kereta api, terkadang rel yang akan dilalui juga menjadi sumber masalah. Namun, biasanya penyelenggara jasa transportasi kereta akan memasang detektor yang bisa menemukan kerusakan di setiap sepuluh mil jalur perlintasan. 

6.    Bongkar Muat Barang

Kereta juga bisa berhenti karena akan melakukan bongkar muat barang, khusus jenis kargo. Selain itu, lokomotif akan dinonaktifkan sementara ketika ada penyambungan atau pelepasan gerbong. 

 

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA | HARIS SETYAWAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus