Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kerutan Sel Ini Bisa Bikin Kultur Sel Baru  

Di dalam tubuh, jaringan kultur sel berkembang lebih kompleks.

28 April 2015 | 11.19 WIB

Dailymail.co.uk
material-symbols:fullscreenPerbesar
Dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Rhode Island - Para peneliti di Brown University mengembangkan teknik canggih dalam membentuk jaringan kultur sel. Teknik ini menggunakan kerutan lembar grafena (serat karbon berskala atom dalam tubuh makhluk hidup) untuk meniru lingkungan tubuh yang kompleks dalam bentuk tiga dimensi. “Ternyata cukup mudah membentuk tekstur kultur sel dengan grafena,” kata Ian Y. Wong, asisten profesor teknik yang juga anggota tim, seperti dikutip dari Science Daily edisi 22 April 2015.

Di dalam tubuh, jaringan tersebut berkembang lebih kompleks. Atas dasar itu, dalam empat dekade terakhir, para ilmuwan mencoba untuk menguak misteri jaringan kultur sel. Beberapa penelitian akhirnya menunjukkan, bahwa lingkungan fisik sel mempengaruhi terbentuknya fisiologi dan ekspresi genetik.

Namun, membuat permukaan tekstur sel yang berukuran lebih kecil dari skala spektrometer tidaklah mudah. Karena itu, tim ilmuwan dari Brown mengubah pola pikir mereka dalam penelitian kali ini. Yakni, bermula dari kultur grafena, karbon berukuran nano.

Tim membuat tekstur permukaan sel dengan menggunakan grafena oksida yang terbuat dari bahan silikon karet. Grafena diregangkan terlebih dulu sebelum diterapkan dalam kultur jaringan sel. Setelah mengering, rentangan tersebut kemudian dilepaskan dan dikembalikan ke ukuran normal. Saat itulah kerutan sel terbentuk.

Keunikan dari kerutan ini ialah dari segi fleksibilitasnya. Mehrdada Kiani, anggota penelitian, mengatakan kerutan dapat dibentuk sesuai keinginan. “Dengan metode ini Anda akan mendapatkan banyak kerutan sel,” ujarnya.

Kiani dan tim kemudian membagi pita grafena tersebut menjadi empat persegi panjang kecil, yang kemudian ditempatkan dalam cawan petri bersama sel firoblastik, sel yang berfungsi sebagai penyembuh luka, milik manusia dan tikus. Di dalam tubuh, sel firoblastik tumbuh di sudut jaringan kultur sel. Fisik sel ini cenderung kurus panjang, mirip dengan sel yang tumbuh di kerut grafena.

Langkah berikutnya, tulis para peneliti dalam jurnal Carbon, ialah melihat respons dari kerutan grafena tersebut. Hasil menunjukkan perbedaan besar pada tiap sel firoblastik. Di sel grafena datar, sel firoblastik tumbuh tidak teratur. Sedangkan di sel kerut grafena, firoblastik tumbuh memanjang dan selaras dengan kerut. “Fitur morfologis ini memperlihatkan sel kerut lebih cocok secara biologis,” kata Evelyn Kendall Williams, anggota tim.

Artinyna, Wong mengklaim, sel kerut grafena terbukti dalam mempengaruhi tumbuh kembang sel pada tubuh. Cara ini, kata dia, dapat dipraktekkan dalam metode biomimetik guna membentuk jaringan implan atau bahkan implan saraf.

Hanya, memang pekerjaan tersebut masih jauh. Tim berencana untuk mengujinya kembali dalam berbagai bentuk dan ukuran. Wakil Presiden Brown University bidang penelitian juga sepakat menambah dana penelitian ini. Rencananya, penelitian ini akan tetap berkolaborasi dengan laboratorium yang dipimpin Robert Hurt, seorang pakar yang berfokus pada penelitian karbon nanomaterial.

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus