Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Reaksi Pejabat Unpad dan ITB Soal Rektor Impor

Menurut Arry, wacana rektor impor perlu roadmap kebijakan yang jelas.

4 Agustus 2019 | 06.30 WIB

Universitas Padjadjaran. TEMPO/Nita Dian
Perbesar
Universitas Padjadjaran. TEMPO/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Wacana pemerintah menggunakan rektor dan dosen impor mengundang berbagai kekhawatiran. Kalangan perguruan tinggi negeri dan budayawan di Bandung berharap pemerintah memikirkan matang rencana itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Yang saya khawatirkan dua hal, satu adalah anggaran, kedua kultur atau budaya,” kata Wakil Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Arry Bainus, Sabtu, 3 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika misalnya datang rektor dari luar negeri yang hebat sedunia ke Unpad, ujarnya, bakal terhadang dana. “Kalau Singapura mah gampang, kalau ke sini akan frustrasi,” ujarnya. Menurut Arry, wacana rektor impor perlu roadmap kebijakan yang jelas.

Di negara lain setahunya, ada tahapan untuk rektor impor. Diawali dengan menjadi dosen untuk mengenali kondisi kampus, lalu maju menjadi wakil rektor. “Kalau langsung bakal frustrasi, merasa idenya tidak tercapai dia akan mundur,” kata Arry.

Selain itu, pada beberapa perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH) punya statuta yang mensyaratkan rektor adalah warga negara Indonesia. Syarat aturan seperti itu menurut Arry bisa diganti oleh pemerintah. “Tapi mengubah statuta PTNBH itu lama, tidak gampang,” katanya.

Budayawan Acil Bimbo juga minta pemerintah menahan rencana impor rektor. Dia mengkhawatirkan masalah sosial dan budaya yang akan terjadi. “Kalau dosen impor memang perlu untuk meningkatkan kualitas,” ujarnya.

Menurut Arry, soal wacana dosen impor kebutuhannya ada program studi atau jurusan tertentu. Kehadiran mereka bisa menjadi katalisator untuk pemeringkatan sesuai keinginan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir. Salah satu indikator terkait penulisan jurnal ilmiah. “Maka perlu roadmap di sana, mana yang lemah silakan dosen asing kita undang. Gajinya balik lagi ke anggaran,” kata dia.

Wakil Rektor ITB Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Bermawi Priyatna enggan berkomentar banyak soal wacana rektor dan dosen impor itu. Menurutnya, akar masalah ranking perguruan tinggi di Indonesia harus dilihat dengan fakta yang akurat. “Universitas asing dananya berlipat-lipat sehingga bisa berkelas dunia,” kata dia.

ANWAR SISWADI

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus