Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Rekonstruksi Wajah Mumi dengan Printer 3D

Rekonstruksi mengungkap susunan gigi dan penyakit yang

diderita semasa hidup

6 September 2016 | 17.48 WIB

Seorang pengunjung mengabadikan gambar sebuah mumi yang dikenal sebagai Gilded Lady saat dipamerkan dalam pameran `Mummies: New Secrets from the Tombs` di Museum Natural History di Los Angeles, California, 10 September 2015. REUTERS
Perbesar
Seorang pengunjung mengabadikan gambar sebuah mumi yang dikenal sebagai Gilded Lady saat dipamerkan dalam pameran `Mummies: New Secrets from the Tombs` di Museum Natural History di Los Angeles, California, 10 September 2015. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Melbourne – Peneliti di University of Melbourne, Australia, merekonstruksi kepala dan wajah mumi mesir menggunakan ilmu forensik dan alat cetak tiga dimensi. Kepala mumi ini tidak sengaja ditemukan dalam koleksi universitas.

Kurator museum menemukannya saat audit dan khawatir akan keadaan mumi tersebut. Ia kemudian meminta untuk melakukan pemindaian dengan CT scan. 

“Ternyata tengkorak tersebut cukup utuh, masih diperban, dan terlihat sangat baik bagian dalamnya,” kata Varsha Pilbrow, seorang antropolog biologi di Departemen Anatomi dan Neurosains di University of Melbourne. 

Temuan ini, kata Pilbrow, membuat ia dan timnya ingin meneliti lebih lanjut tengkorak tersebut. 

Dengan bantuan spesialis pencitraan, Pilbrow dan timnya menggunakan pemindaian untuk membuat replika tiga dimensi tengkorak yang disebut Meritamun itu. Tengkorak diperkirakan milik seorang perempuan berusia tak lebih dari 25 tahun. Pilbrow menduga orang ini cukup penting sehingga tengkoraknya dimumi. 

“Sangat menarik kami bisa melakukan ini tanpa merusak spesimen,” kata Pilbrow.

Peneliti masih belum mengetahui asal tengkorak yang dimumi tersebut. Mereka menduga tengkorak ini koleksi Frederic Wod Jones, profesor yang melakukan penggalian di Mesir sebelum bergabung dengan universitas tahun 1930.

Dari gaya perban dan balsemnya, peneliti menduga Meritamun dimumi di Mesir dan hidup sekitar 2.000 tahun lalu. Untuk penanggalan yang lebih tepat, peneliti tengah menggunakan radiokarbon. 

Selain merekonstruksi wajahnya, CT scan dan pencetakan tiga dimensi ini mengungkap rincian tentang Meritamun. Termasuk ketidaknormalan susunan gigi dan penyakit yang mungkin ia miliki. “Bagian atas tengkorak ini sangat tipis dan berpori.” Kata Pilbrow. Ini menunjukkan Meritamun menderita anemia yang parah. 

Kekurangan hemoglobin dan oksigen, bisa menyebabkan pembengkakan di tulang belakang dan penipisan tengkorak. 

Pilbrow mengatakan anemia dan penyakit gigi sangat lazim di antara populasi Mesir. Kondisi ini memberi satu pentunjuk bagaimana Meritamun meninggal. Tapi ia dan timnya masih melanjutkan penelitian untuk menggali faktor lain.

LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tri Artining Putri

Tri Artining Putri

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus