Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan antariksa Amerika Serikat NASA memiliki rencana untuk mengirim misi berawak ke Mars pada 2030-an, tapi sebelum astronot sampai di sana, mereka akan mampir ke Venus terlebih dahulu. Hal itu diungkapkan dalam makalah baru yang ditulis sejumlah peneliti, yang percaya bahwa pergi ke planet kedua di Tata Surya itu memiliki manfaat untuk misi ke Planet Merah.
Rencana itu juga termasuk mengurangi kebutuhan energi keseluruhan untuk misi ke Mars, dengan manfaat tambahan dari pengurangan biaya, serta pergi ke planet kedua. Para peneliti menyebutkan, mampir ke Venus tidak hanya tambahan semata, tapi bermanfaat untuk arsitektur misi opposition-class (misi singkat) Mars.
"Akibatnya, jika misi pertama NASA ke Mars adalah misi opposition-class, ada kemungkinan bahwa misi ini juga akan mencakup mampir di Venus," kata peneliti, seperti dikutip Fox News, 8 Juli 2020.
Menurut mereka ada alasan untuk melakukan pendekatan dua planet ini dengan satu kali terbang. Misi penerbangan lintas Venus yang berdurasi satu tahun dapat menjadi 'pelayaran penggeledahan' yang berharga untuk sistem transportasi ruang angkasa yang dibutuhkan untuk misi manusia pertama ke Mars.
Para peneliti itu berasal dari sejumlah organisasi dan universitas yang berbeda, termasuk Johns Hopkins University, NASA JPL and Southwest Research Institute, yang mengelola misi New Horizons NASA. Tidak hanya ada manfaat potensi ekonomi menggunakan gravitasi Venus untuk misi ke Mars, tapi juga bisa dilakukan secara lebih teratur.
"Venus, rata-rata, jauh lebih dekat ke Bumi (1,12 AU) daripada Mars (1,69 AU), memungkinkan durasi misi keseluruhan yang lebih pendek (sehingga menyederhanakan logistik kru dan waktu di luar angkasa), dan memiliki keberpihakan planet yang lebih sering daripada Mars (setiap 19 bulan versus 26 bulan untuk Mars)," tutur mereka.
Sebagai informasi satu AU, atau satuan astronomi, berjarak sekitar 93 juta mil, atau jarak antara Bumi dan matahari. Misi Venus bisa memakan waktu kurang dari setahun--lebih pendek dari beberapa misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Namun, itu akan membuat para astronot mendapatkan tingkat radiasi Matahari yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang dalam penerbangan ke Mars, meskipun radiasi kosmik galaksi sedikit berkurang karena perisai matahari. Makalah ini telah dikirim untuk peer review di Acta Astronautica.
Venus, yang disebut kembaran Bumi, memiliki iklim yang sangat keras, dengan suhu permukaan 864 derajat Fahrenheit. Mungkin terlalu panas untuk mendukung kehidupan, tapi NASA baru-baru ini mengatakan bahwa ia bermaksud untuk menjelajahi planet ini.
Pada akhir 2019, NASA mengatakan sedang bekerja di pesawat ruang angkasa seperti ikan pari untuk menjelajahi planet itu, yang memiliki lebih banyak gunung berapi daripada benda langit lainnya di Tata Surya. Sebuah penelitian yang terbit pada September 2019 menyarankan bahwa Venus mungkin dapat dihuni selama beberapa miliar tahun, sampai sesuatu yang misterius terjadi.
Misi NASA berikutnya ke Mars melibatkan Perseverance yang baru saja diganti namanya, dan dijadwalkan akan diluncurkan tidak lebih awal dari 30 Juli. Penjelajah Perseverance akan berusaha mendeteksi jika ada bukti fosil makhluk luar angkasa, selain tugas-tugas lainnya.
FOX NEWS | ACTA ASTRAUNICA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini