Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ternyata Kucing Suka Musik Klasik Ketimbang Rock  

Kucing lebih tenang dioperasi sambil mendengarkan musik.

1 April 2015 | 15.19 WIB

Kucing. Ilustrasi (Salon.com)
Perbesar
Kucing. Ilustrasi (Salon.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Para dokter sering mendengarkan musik di ruang operasi untuk menjaga tim bedah agar tetap tenang dan optimistis. Ada beberapa bukti bahwa musik menenangkan pasien juga, bahkan orang-orang yang tidak sadar karena anestesi.

Sekarang ternyata manfaat musik di ruang operasi tidak hanya dialami manusia. Dalam sebuah penelitian, dokter hewan di Portugal menemukan bahwa musik juga dapat membuat kucing tenang selama operasi.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Feline Medicine and Surgery, para peneliti memasangkan headphone kepada 12 kucing betina. Saat dioperasi, kucing-kucing yang tidak sadar tersebut dibiarkan dalam keadaan hening selama dua menit. Kemudian mereka diperdengarkan musik Adagio for Strings (Opus 11) karya Samuel Barber; Torn dari Natalie Imbruglia; dan terakhir lagu AC/DC, Thunderstruck; masing-masing selama 2 menit.

Pada saat yang sama, para peneliti mencatat tingkat pernapasan dan diameter pupil mata dari setiap kucing sebagai ukuran untuk menentukan tingkat stresnya. Hasilnya, saat kucing sedang mendengarkan musik klasik, detak jantung mereka akan lambat dan pupil mata mereka kecil, yang menunjukkan mereka merasa santai.

Lagu band rock asal Australia, AC/DC, di sisi lain, memiliki efek sebaliknya. Sedangkan lagu pop Natalie Imbruglia menempatkan kucing di antara kedua situasi antara musik klasik dan rock.

Tim peneliti ingin menyelidiki lebih lanjut bagaimana musik mempengaruhi tingkat kortisol dan katekolamin—cara yang paling dipercaya untuk mengukur stres—pada kucing dan anjing. Mereka berharap musik yang tepat dapat menjadikan hewan tetap tenang selama operasi, yang bisa membuat operasi lebih aman bagi mereka.

POPSCI.COM | MECHOS DE LAROCHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus