Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Zoom Video Communications Inc mendapat gugatan class action terkait kemampuan melindungi pengguna aplikasi zoom. Popularitas aplikasi ini melambung karena pandemi COVID-19 yang memaksa orang-orang bekerja dari rumah.
Berita terpopuler selanjutnya, lebih dari 2.000 kaki (600 meter) di bawah permukaan laut, organisme laut selebar 50 kaki ( 15 meter) mengapung dan mencari mangsa ditemukan ilmuwan dari Schmidt Ocean Institute. Lainnya, Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Rita Rogayah, meminta agar rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya dapat memilah atau melakukan seleksi pasien melalui triase.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Rontok Setelah Meroket, Aplikasi Zoom Digugat di Pengadilan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilustrasi pengguna aplikasi zoom. (ANTARA/Shutterstock)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zoom Video Communications Inc mendapat gugatan class action terkait kemampuan melindungi pengguna aplikasi zoom. Popularitas aplikasi ini melambung karena pandemi COVID-19 yang memaksa orang-orang bekerja dari rumah. Namun popularitas itu kemudian terganggu oleh mudahnya penjahat siber meretas aplikasi konferensi video tersebut.
Gugatan dilayangkan oleh salah satu pemegang saham Zoom Video Communications, Michael Drieu, pada Selasa 7 April 2020. Alasannya, aplikasi zoom telah "melebih-lebihkan standar privasi" dan gagal mengungkapkan bahwa layanannya tidak dienkripsi ujung-ke-ujung (end-to-end encryption) alias tidak aman.
Dilaporkan Reuters, Drieu mengklaim di pengadilan bahwa serangkaian laporan media baru-baru ini yang menyoroti kelemahan privasi dalam aplikasi Zoom telah menyebabkan saham perusahaan itu anjlok. Media menyebut serangan ramai ke aplikasi zoom sebagai zoombombing.
Ilmuwan temukan spiral pembunuh raksasa misterius. Kredit: @ScmidtOcean/Twitter
Lebih dari 2.000 kaki (600 meter) di bawah permukaan laut, organisme laut selebar 50 kaki ( 15 meter) mengapung dan mencari mangsa ditemukan ilmuwan dari Schmidt Ocean Institute.
Schmidt Ocean Institute baru-baru ini membagikan sebuah video di Twitter tentang siphonophore yang mengesankan ini, sebuah organisme gabungan dalam filum Cnidaria (pengelompokan yang mencakup ubur-ubur dan anemon laut), sebagaimana dilaporkan Gizmodo, Rabu, 8 April 2020.
Selebar 50 kaki (15 meter), spesimen berbentuk spiral ini bisa menjadi yang terbesar dari jenisnya. Para ilmuwan mengamatinya sebagai bagian dari ekspedisi yang sedang berlangsung ke Ngarai Ningaloo di lepas pantai barat Australia.
Pengunjung duduk di ruang tunggu pasien IGD di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19, di Jakarta, 24 Maret 2020. TEMPO/Nurdiansah
Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Rita Rogayah, meminta agar rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya dapat memilah atau melakukan seleksi pasien melalui triase. Dia menunjuk kepada pembagian tiga klasifikasi sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19.
Menurut Rita, triase penting untuk menghindari lonjakan pasien saat kapasitas rumah sakit dan tenaga medis terbatas. Selain tidak semua pasien yang dinyatakan positif COVID-19 harus dirawat di rumah sakit. “Sebaiknya dipilah: ringan, sedang, dan berat,” ujar dia dalam konferensi pers yang dilakukan secara live streaming di akun YouTube BNPB Indonesia, Rabu, 8 April 2020.
Rita mengungkapkan menerapkan pemilahan itu di RS Persahabatan. Pasien COVID-19 dengan gejala ringan dimintanya melakukan isolasi mandiri di rumah.