Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dari 30 pemain yang telah diumumkan masuk nominasi peraih Ballon d’Or 2023, hanya satu orang kiper dalam nominasi tersebut. Dilansir dari Olympics, kiper tersebut adalah Andre Onana yang kini menjadi penjaga gawang Manchester United setelah hijrah dari Inter Milan.
Posisi kiper memang sulit untuk bisa menerima Ballon d’Or. Hal itu juga sempat diungkapkan oleh penjaga gawang Real Madrid, Thibaut Courtois yang masuk nominasi Ballon d’Or 2022 dan hanya berada di urutan ke-7 dalam perolehan suara.
Dilansir dari Tempo, menurut Courtois seorang kiper rasanya mustahil untuk memenangkan Ballon d’Or. Kiper yang meraih trofi Lev Yashin sebagai kiper terbaik itu merasa bahwa posisi kiper kerap diremehkan. Pada 2022, Ballon d’Or diraih oleh rekan setimnya, Karim Benzema.
“Nampaknya mencetak gol lebih baik daripada menyelamatkan (gawang). Meskipun begitu, saya turut senang untuk Karim Benzema,” ujar Courtois.
Hal yang serupa juga pernah diungkapkan oleh mantan kiper Bayern Munich, Oliver Kahn. Menurutnya, posisi kiper sangatlah krusial dalam sebuah pertandingan. “Tanpa kiper, anda tidak akan memenangkan gelar,” kata Kahn.
Sejak diadakan pertama kali pada 1959, hanya satu orang kiper yang meraih Ballon d’Or. Orang itu adalah Lev Yashin, kiper legendaris Uni Soviet.
Lev Yashin meraih gelar Ballon d’Or pada 1963. Kiper yang dijuluki “Black Spider” ini lahir pada 1929 dan tumbuh di keluarga buruh pabrik yang miskin di Moskow.
Di depan lapangan apartemennya, Yashin belajar bermain sepak bola ketika Perang Dunia II berkecamuk. Selesai perang, Yashin memutuskan untuk menjadi buruh pabrik senjata. Itu dilakukannya untuk membantu keluarganya.
Yashin sempat mengalami depresi dan membuatnya berhenti bekerja. Ia juga sempat bergabung dengan angkatan bersenjata Uni Soviet. Pada 1949, para pencari bakat klub Dynamo Moscow merekrut Yashin untuk tim junior. Setahun setelahnya, Yashin naik ke tim senior.
Di tim senior, ia melakukan kesalahan fatal karena gawangnya mudah dijebol. Ia kemudian banting stir menjadi penjaga gawang hoki es Dynamo. Bersama tim hoki es Dynamo, ia menjuarai Piala Soviet pada 1953. Setelah itu, ia kemudian kembali ke Dynamo untuk menjadi penjaga gawang sepak bola.
Dilansir dari 90min, Lev Yashin yang memenangkan Ballon d’Or pada 1963 tidak terlepas dari pengaruh dirinya merevolusi gaya bermain kiper dalam sepak bola. Kiper yang sebelumnya pasif menjadi lebih agresif karena gaya bermain Yashin.
Selain itu, pada tahun yang sama Lev Yashin membantu Dynamo Moscow menjadi juara Soviet untuk kelima kalinya. Ia masuk dalam pemain terbaik versi majalah World Soccer dan FIFA. Sampai saat ini, belum ada lagi kiper seperti Yashin yang mampu memenangkan Ballon d’Or.
ANANDA BINTANG | TIM TEMPO
Pilihan Editor: Ballon d'Or 2023: Jadwal Pengumuman dan Daftar Lengkap Nominasinya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini