Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bert van Marwijk berpeluang bisa lebih sukses dari rekan senegaranya di kepelatihan Belanda, yaitu Guus Hiddink dan Pim Verbeek, dalam menangani Australia dalam putaran final Piala Dunia. Van Marwijk akan memimpin tim berjuluk Socceroos itu pada pergelaran Piala Dunia 2018 di Rusia, Juli mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hiddink membawa Australia untuk pertama kali lolos ke putaran Piala Dunia dalam 32 tahun pada 2005. Ia kemudian membawa Australia maju ke babak Piala Dunia 2006. Adapun Verbeek membawa tim itu lolos ke putaran final lagi pada pergelaran 2010 tapi hanya sampai babak pertama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Van Marwijk punya modal untuk bisa melampaui pretasi Hiddink. Pelatih berusia 65 tahun bernama lengkap Lambertus van Marwijk itu membawa Belanda mencapai final Piala Dunia 2010. Itu prestasi luar biasa buat tim nasional berjuluk Oranye, mengingat terakhir mereka mencapai partai puncak pada 1974 dan 1978.
Van Marwijk membawa Belanda menembus final Piala Dunia ketiga kali dan belum pernah diulangi oleh pelatih Oranye setelah itu. Empat tahun lalu di Brasil, Louis van Gaal “hanya” membawa Oranye merebut peringkat ketiga.
Van Marwijk membuat Belanda mencetak kejutan besar pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Mereka menyingkirkan Brasil dan Uruguay pada babak perempat final dan semifinal sebelum menghadapi Spanyol.
Dalam pertandingan yang alot dan berjalan sampai perpanjangan waktu, anak-anak asuhan Van Marwijk akhirnya harus menyerah melawan Spanyol dengan skor tipis 0-1.
Penampilan Belanda di bawah asuhan Van Marwijk pada Afrika Selatan 2010 jauh dari kesan indah yang melekat pada tradisi kebesaran mereka, strategi permainan total football. Para pemain Oranye yang biasanya tampil stylish dan mengutamakan kualitas teknik menjadi suka bermain keras menjurus kasar.
Almarhum Johan Cruyff mengkritik habis-habisan penampilan Belanda pada Piala Dunia 2010. Tapi, terbukti, dengan strategi yang lebih pragmatis, Van Marwijk mampu membawa sukses buat tim nasionalnya.
Sebenarnya di balik citra permain keras yang mengandalkan fisik dari Mark van Bommel dan kawan-kawan di Afrika Selatan 2010, Van Marwijk masih menyisakan salah satu prinsip dari total football, yaitu menguasai bola selama mungkin (possession football).
Tapi, di bawah asuhan Van Marwijk, Belanda pada Piala Dunia 2010 menjadi terlalu berhati-hati dan tidak melakukan kejutan pergerakan yang menarik untuk ditonton. Belanda tampil membosankan. Tapi, buat Van Marwijk, hal itu tidak menjadi masalah selama bisa membuat mereka meraih kemenangan.
Ciri khas kehati-hatian dan prinsip sepak bola resultat itu yang mungkin akan dibawa Van Marwijik. Ia akan meneruskan kerja pelatih Ange Postecoglou yang berjasa meloloskan Australia ke putaran final, tapi kemudian mengejutkan karena mengundurkan diri.
Van Marwijk tidak terlalu sukses di klub. Kecuali membawa Feyenoord memenangi Piala KNVB Belanda 2008 dan Piala UEFA 2002, ia gagal bersinar bersama Borussia Dortmund dan Hamburg.
Tapi, tampaknya peruntungan Van Marwijk ada di Piala Dunia. Ia juga meloloskan Arab Saudi ke Rusia 2018 tapi kemudian tak melanjutkan kepemimpinannya di sana karena bentrok dengan pengurus sepak bola Arab Saudi.
Ketua Federasi Sepak Bola Australia, Steven Lowy, mengatakan pengalaman dan pengetahuan Van Marwijk tentang penampilan Socceroos selama menjalani babak kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Asia akan sangat berguna.
Van Marwijk dikenal sebagai pelatih bertipe keras dan ini bisa sangat berguna buat Australia dalam bersaing dengan Prancis, tuan rumah Rusia, dan tim-tim papan atas lainnya di Piala Dunia. Kekerasan cara bermain dan militansi mungkin akan bisa meredam kelebihan teknik lawan.
“Tanggung jawab saya kepada mereka (Australia) adalah kami tidak akan pergi ke Rusia untuk sekadar berkompetisi. Saya ingin memenangi pertandingan-pertandingan kami,” kata Van Marwijk.
Mantan pemain Socceroos, Brett Emerton, yang berada di bawah asuhan Van Marwijk saat bermain di Feyenoord, bilang skuad mereka akan ditempa lebih keras oleh bos baru mereka ini di Piala Dunia 2018.
“Ia tahu apa yang diinginkan dari para pemainnya. Ia menuntut peran dan tanggung jawab. Jika kamu tidak mendengarkannya, kamu akan mendapatkan dirimu di pinggir lapangan,” kata Emerton.
GUARDIAN | SOCCERNET | HARI PRASETYO